IHSG Menguat Terbatas, Pantau Saham TLKM, SMBR, dan MNCN

Beberapa pengunjung memenuhi area main hall bursa efek Indonesia dengan layar pergerakan saham. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis, 11 Juli 2024 diramal menguat amat terbatas. Berdasar analisa teknikal, IHSG akan berayun pada level support 7.160, dan resistance level 7.290. Namun, tetap waspada koreksi masih terbuka.
Menilik kondisi itu, Pilarmas Investindo Sekuritas menyodorkan sejumlah saham pilihan. Antara lain Telkom Indonesia (TLKM) dengan target Rp3.280. Semen Baturaja (SMBR) dengan proyeksi harga Rp246. Dan, Media Citra Nusantara (MNCN) dengan target posisi Rp340.
Penguatan IHSG itu mendapat sentimen positif dari restu Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Gas Bumi untuk kebutuhan domestik. Aturan itu, diusulkan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwan Kartasasmita saat Rapat Terbatas (Ratas) kemarin.
RPP Gas Bumi itu, akan mengatur kebutuhan industri, dan kelistrikan Indonesia. Pada RPP itu, Domestic Market Obligation (DMO) atau kebutuhan domestik diatur 60 persen, dan sisa 40 persen untuk ekspor. RPP itu, diharap dapat melindungi kebutuhan, dan produksi gas dalam negeri untuk kepentingan industri manufaktur dan kelistrikan nasional.
Nah, pemberlakuan RPP, dan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), telah memberikan sentimen negatif bagi emiten gas. Pasalnya, dengan diberlakukan DMO 60 persen, dan HGBT USD6 per MMBTU tentu memberi keterbatasan bagi emiten gas untuk meningkatkan pendapatan sebab harga gas telah diatur. Sedang bagi industri lain yang menggunakan gas dalam proses produksi tentu akan sangat menguntungkan sebab cost akan berkurang. (*)
Related News

Dapat Tambahan Kuota FLPP, BTN Perluas Akses Rumah Layak bagi Rakyat

Periksa! Ini 10 Saham Top Losers dalam Sepekan

Cek! Berikut 10 Saham Top Gainers Pekan Ini

Surplus 3,37 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp13.599 Triliun

1,42 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Juni, Naik 8,42 Persen

Produksi Kemasan Nasional Diprediksi Tembus Rp105 Triliun di 2025