EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami rebound. Itu setelah Indeks secara teknikal koreksi wajar. Indeks pada perdagangan hari ini, Kamis (16/9) akan menjejak level support 6.069, dan resisten 6.154. 


Arah momentum masih cenderung positif dari indikator Stochastic dan RSI. Trend pergerakan Indeks masih menguat selama mampu bertahan di atas zona MA200, saat ini berada di kisaran 6069. ”Indeks telah mengalami lompatan penguatan dari rebound MA200 dan Break out MA50,” tutur Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia. 


Sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Astra Agro Lestari (AALI), Acset Indonusa (ACST), Aneka Gas Industri (AGII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Danamon (BDMN), Erajaya (ERAA), Indo Mobil (IMAS), London Sumatra (LSIP), M Cash (MCAS), Sarana Menara (TOWR), Unilever (UNVR), Waskita Karya (WSKT), dan Tower Bersama (TBIG).


Sepanjang perdagangan kemarin, indeks tergerus 0,31 persen 18,86 poin ke level 6.110,23. Saham-saham sektor Industri turun 0,90 persen, dan material dasar tekor 0,76 persen menjadi terdalam, sedang sektor energy surplus 0,85 persen, dan teknologi naik 0,64 persen tidak mampu menahan kejatuhan indeks. 


Faktor eksternal menjadi motor tekanan Indeks pascadata inflasi Amerika Serikat (AS), dan penjualan eceran Tiongkok tidak sesuai ekspektasi. Kondisi itu, membuat ketidakpastian perihal masa depan pemangkasan stimulus the Fed.


Sementara itu, bursa Asia berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (16/9). Itu setelah kekhawatiran prospek pertumbuhan ekonomi mereda. S&P 500 membukukan lompatan terbesar sejak Agustus 2021. Minyak menguat setelah laporan pemerintah AS menunjukkan penurunan stok minyak mentah lebih besar dari perkiraan. 


Investor terus menilai prospek pembukaan kembali ekonomi di tengah wabah virus delta dan kenaikan biaya dipicu harga komoditas lebih tinggi, dan gangguan pasokan terkait pandemi. PBB mengatakan ekonomi global diperkirakan akan mengalami pemulihan tercepat dalam hampir lima dekade tahun ini, tetapi memperingatkan tentang kesenjangan makin dalam antara negara-negara maju dan berkembang. (*)