EmitenNews.com -Pasar obligasi domestik akan terus menjadi pilihan pendanaan utama bagi korporasi Indonesia pada tahun 2023, tetapi penerbitan akan lebih rendah dari level tertinggi tahun 2022, kata Fitch Ratings dalam laporan baru. Hasil negosiasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan pemegang obligasi akan menjadi salah satu pendorong utama tingkat gagal bayar korporasi darat tahun ini.

 

Fitch memperkirakan penerbitan dalam negeri akan terhambat oleh suku bunga yang lebih tinggi, preferensi emiten dan investor untuk utang dengan tenor lebih pendek, dan kebutuhan refinancing yang lebih rendah dalam rupiah. Pemilihan presiden 2024 juga dapat mempengaruhi penerbitan karena dapat mempengaruhi rencana belanja modal perusahaan.

 

Fitch percaya bahwa ukuran gagal bayar surat utang perusahaan dalam negeri pada tahun 2023 akan bergantung pada strategi Waskita untuk memenuhi kewajiban layanan obligasi yang akan datang. Perusahaan melewatkan pembayaran bunga obligasi sebesar IDR1,5 triliun pada bulan Februari dan Mei 2023. Tidak adanya injeksi ekuitas besar atau divestasi aset, atau kurangnya kemajuan dalam mendapatkan persetujuan pemegang obligasi untuk menunda kupon atau memperpanjang jatuh tempo selama periode macet dengan bank, akan menempatkan pembayaran atas obligasi non-pemerintah yang dijamin dalam risiko.

 

Kami yakin keterlambatan pembayaran Waskita tidak akan mengurangi selera investor obligasi untuk sektor korporasi Indonesia lainnya. Fundamental dari sektor-sektor ini secara umum tetap solid sementara pertumbuhan ekonomi negara tetap kuat. Namun, mungkin akan lebih menantang bagi perusahaan konstruksi milik negara lainnya untuk mengakses pasar obligasi lokal.