EmitenNews.com - Incar dana segar sampai Rp5 triliun, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), atau BSI akan menerbitkan 6 miliar lembar saham baru. Penerbitan saham itu, melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Direktur Finance & Strategy, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, permodalan senilai Rp5 triliun tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan pembiayaan BSI.


"BSI berencana mengadakan right issue dengan 6 miliar lembar saham senilai Rp5 triliun. Ini akan digunakan murni untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan BSI," kata Ade Cahyo Nugroho dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Kamis (25/8/2022).


Menurut Ade Cahyo Nugroho, pada semester I-2022 pertumbuhan pembiayaan BSI telah mencapai 18,8 persen. Bahkan sampai Juli 2022 pembiayaan BSI sudah lebih dari 20 persen. "Per Juli pembiayaan BSI sudah lebih dari 20 persen dan ini harus didukung dengan permodalan memadai."


Apalagi, saat bank syariah BUMN ini merger, tidak ada pertambahan modal. Karena itu, penambahan modal dari pasar saham dinilai sudah tepat. "Merger ini dulu kan tidak tambah modal sama sekali jadi ini bentuk yang tepat untuk menambah modal," kata dia.


Per Juni 2022, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp191,29 triliun. Angka ini tumbuh 18,55 persen dari periode sebelumnya.


Segmen pembiayaan terbesar antara lain pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, pembiayaan konsumer tumbuh 21,66 persen dan pembiayaan wholesale tumbuh 20,34 persen. Selain itu, pembiayaan kartu tumbuh 22,87 persen dan gadai emas tumbuh 20,07 persen.


Capain ini juga didukung NPF Nett sebesar 0,74 persen. Adapun cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 157,93 persen.


Per Juni 2022, pembiayaan keuangan berkelanjutan BSI mencapai Rp50,05 triliun atau 26 persen dari total pembiayaan BSI. BSI terus berkomitmen dalam penerapan prinsip environmental (lingkungan), social (sosial) dan governance (tata kelola perusahaan) atau ESG, selaras dengan aspek keuangan berkelanjutan (sustainable finance). ***