EmitenNews.com - Sektor kelapa sawit berperan penting bagi perekonomian nasional. Peran penting itu telah ditunjukkan dengan terciptanya lapangan kerja sehingga telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan. Sektor kelapa sawit juga berperan penting dalam menghasilkan devisa negara dari pendapatan ekspor.

 

Pada tahun 2020, ekspor komoditas tersebut mencapai mencapai USD 22,97 miliar, lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar USD 20,22 miliar. Selama tahun 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar USD 21,27 miliar, dimana ekspor produk kelapa sawit menyumbang sebesar USD 22,97 miliar. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi, kontribusi minyak sawit terhadap devisa negara sangat signifikan dalam menjaga neraca perdagangan nasional tetap positif.

 

Kelapa sawit adalah komoditas primadona di sektor perkebunan, dibandingkan sektor komoditas perkebunan lainnya, seperti kakao, karet, kopi dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas areal/ tanaman menghasilkan yang selalu meningkat setiap tahun dan kebijakan pemerintah untuk penerapan Biodiesel, yang merupakan bagian dari program hilirisasi Pemerintah. Keberhasilan hilirisasi minyak sawit sudah berhasil memperbaiki komposisi ekspor dari dominasi minyak mentah menjadi produk minyak sawit dalam bentuk olahan.

 

Pintu gerbang hilirisasi kelapa sawit adalah industri refinery, yakni industri yang mengolah CPO maupun CPKO menjadi produk antara, yakni Olein, Stearin dan PFAD (palm fatty acid distillate). Sehingga potensi industri refinery akan semakin tinggi di masa depan karena industri refinery dapat diolah lebih lanjut menjadi produk minyak sawit yang lebih hilir.

 

Sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang hilirisasi, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) akan mengembangkan usaha di bidang refinery. Perusahaan akan menghimpun dana dari pasar modal melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO), jelas Mosfly Ang President Director dalam paparan publik secara virtual hari ini Rabu (9/2).


Mosfly menambahkan, STAA akan menjual sebanyak banyaknya 877.072.000 (delapan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh puluh dua ribu) saham biasa atas nama yang merupakan saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah). Jumlah itu mewakili sebanyak-banyaknya 8,06%  dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, dengan Harga Penawaran Rp470,- sampai dengan Rp605,- setiap saham. Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp530.628.560.000,-

 

Perseroan akan menggunakan seluruh dana dari Penawaran Umum Perdana Saham untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan seluas 42,6 Ha. Dana IPO selanjutnya akan digunakan untuk belanja modal dengan rincian sebagai berikut:

 

- Sekitar 54% akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO/Hari membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkirakan target penyelesaian pada Oktober 2023;

 

- Sekitar 23% akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga membutuhkan waktu 22 bulan, yang diperkiran target penyelesaian pada Oktober 2023; dan