Pada awal pekan lalu, Senin (22/1/2024), lembaga keuangan itu tercatat membeli 9,63 juta saham. Lembaga keuangan asal USA itu kini memiliki 27,98 juta saham yang setara dengan 0,03% kepemilikan atas saham Mitratel.

Analis Maybank Sekuritas Etta Rusidiana Putra menargetkan saham Mitratel bisa menyentuh level Rp950 per saham pada 2024. Katalis utama dari target harga tersebut adalah kinerja fundamental perseroan.

 

“Kami memperkirakan momentum pertumbuhan MTEL akan terus berlanjut pada 2024, karena perusahaan terus memperluas menara dan rasio sewa jaringan fibernya meningkat menjadi 1,5 kali. Dalam tingkat bunga yang tinggi lingkungan, kami berharap MTEL fokus pada penciptaan nilai dan lebih banyak lagi bijaksana dan strategis dalam ekspansi anorganik,” ungkapnya.

Selain itu, faktor lain yang bisa mendorong kinerja MTEL pada tahun ini adalah peluang penurunan suku bunga. Sebab dengan begitu, Mitratel akan asset yield pada perseroan akan diuntungkan. 

 

Lembaga keuangan JP Morgan mengerek naik target harga saham MTEL dari semula Rp910 menjadi Rp960 per saham. Analis JP Morgan Ranjan Sharma mengungkapkan naiknya valuasi Mitratel disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, fundamental bisnis yang memiliki pertumbuhan dari segi organik dan anorganik. Kedua, bisnis Mitratel mendapatkan dukungan dari industri bisnis yang sedang membutuhkan data nirkabel dan kebutuhan jaringan oleh para operator telekomunikasi. Ketiga, MTEL memiliki ruang finansial untuk mendukung pertumbuhan anorganik.

“Kami memperkirakan CAGR FY22-25E sebesar 7% dari segi pendapatan. Kami memperkirakan pertumbuhan didorong oleh kombinasi pertumbuhan menara yang disesuaikan dengan kebutuhan, meningkatnya kolokasi, dan akuisisi anorganik. Persyaratan sewa menara yang menarik oleh Miratel mampu menghasilkan kolokasi yang bertambah. Kami pertahankan peringkat beli,” ungkapnya dalam riset, Kamis (18/1/2024).