EmitenNews.com—Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (29/6) di buka turun mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam di mana NASDAQ anjlok sekitar 3% setelah data Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidnece Index) AS meredupkan rasa optimisme investor dan memicu ketakutan mengenai resesi.

 

Investor tampak mulai ragu bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) mampu menghindari memicu perlambatan ekonomi di tengah kenaikan suku bunga untuk menjinakkan lonjakan inflasi.

 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun turun 3 bps menjadi 3.17% karena investor sibuk mencerna sejumlah rilis data ekonomi AS.

 

Data Consumer Confidence Index (CCI) yang dirilis oleh the Conference Board turun ke level 98.7 di bulan Juni, terendah sejak Februari 2021 dari level 103.2 di bulan Mei dan berada di bawah ekspektasi penurunan ke level 100.

 

Indeks Ekspektasi Konsumen atau Consumer Expectations Index (CEI) melemah ke level 66.4, terendah sejak Maret 2013 karena kekhawatiran mengenai inflasi yang tinggi membuat konsumen mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang significant di Semester II 2002.

 

Indeks yang mengukur ekspektasi inflasi untuk 12 bulan ke depan naik ke level tertinggi 8.0% dari 7.5% di bulan Mei. Dari pasar perumahan, data memperlihatkan, meskipun masih tinggi, kenaikan harga rumah sudah mencapai puncaknya di bulan April.

 

Menurut data FHFA House Price Index, harga rata-rata rumah dengan KPR  di jamin oleh lembaga milik Pemerintah AS (Fannie Mae dan Freddie Mac) naik 1.6% M/M (+18.8% Y/Y) di bulan April, atau sama dengan pertumbuhan di bulan Maret. Persediaan rumah di pasar yang sedikit terus mengerek harga rumah. Data lain, S&P CoreLogic Case-Shiller Home Price Index memperlihatkan harga rumah di 20 kota besar naik 21.2% Y/Y, rekor tertinggi, di bulan April menyusul kenaikan 21.1% Y/Y di bulan sebelumnya.

 

Di pasar komoditas, harga minyak mentah reli selama 3 hari beruntun setelah negara produsen besar seperti Arab Saudi dan UEA tampak tidak mungkin mampu menaikkan volume produksi mereka secara significant pada saat dunia barat sepakat untuk mengeksplorasi cara untuk membatasi harga pembelian minyak dari Rusia.

 

Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi IHSG pada Rabu 29 June 2022 akan menunjukkan pola bearish (Moderate) dengn support: 6.900 dan resistance 7.080. Dengan beberapa saham pilihan yang secara teknikal analis dapat di perhatikan.