EmitenNews.com—Kinerja IHSG sepanjang Januari 2023, memang mengalami tekanan, Hal ini bisa di lihat dari IHSG yang mengalami koreksi 0,16 persen. Market cap per 31 Januari, Rp9.425 triliun turun 0,01 persen dan transaksi harian turun 30 persen di angka Rp10 triliun.

 

Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyebut IHSG koreksi karena banyak investor asing yang profit taking, dan merelokasi dana investasinya kepada bursa yang tahun lalu terkoreksi.

 

“Namun, Iman secara lugas menyebut fundamental kita kuat, tapi di akhir tahun lalu BEI menjadi bursa positif tumbuh 4,1 persen, sehingga di awal tahun banyak investor yang melakukan aksi ambil untung atau profit taking.” kata Dia dalam pertemuan dengan Media, Kamis (2/2/2023).

 

Iman meyakini, tekanan yang dialami IHSG saat ini sifatnya hanya sementara. BEI selaku otoritas mengaku optimis terkait prospek IHSG ke depan. Pasalnya, fundamental perekonomian RI masih terjaga. Ini tentunya akan menjadi katalis positif bagi indeks saham, sebab fundamental ekonomi suatu negara menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor. 

 

"Kita cukup yakin yang terjadi saat ini temporary. Pertama take profit, China dibuka januari, dan beberapa indikator ekonomi di Indonesia," ucapnya.

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada bulan Januari 2023 sebesar 0,34 secara bulanan alias month to month (MtM). sedangkan dilihat secara tahunan atau year on year (YoY) inflasi bulan lalu mencapai 5,28%.

 

Kepala BPS Margo Yuwono menerangkan terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 pada Januari 2023. Inflasi Januari 2023 relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi Januari tahun sebelumnya yang sebesar 0,56%.

 

Kelompok penyumbang inflasi kali ini berasal dari kelompok bahan pangan dan tembakau. Adapun komoditas bahan makanan yang memberikan andil inflasi secara bulanan terbesar, yaitu beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit, dan rokok kretek filter.

 

Ia menjelaskan, dari 90 kota di Indonesia, sebanyak 80 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi pada Januari 2023. Rinciannya, inflasi tertinggi terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,87 persen mtm, yang disumbangkan oleh komoditas beras, cabai merah, angkutan udara, daging ayam ras, cabai rawit dan minyak goreng. Sementara deflasi terjadi di Kota Timika, Provinsi Papua Tengah sebesar minus 0,60 persen mtm.