EmitenNews.com – Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini, diproyeksi masih mampu mencapai target yang dicanangkan pemerintah, yaitu sebesar 5,2%. Optimisme itu merujuk pada pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mencapai 5,44%, serta penerapan sejumlah program dalam mengendalikan tingkat inflasi di paruh kedua 2022. Pemerintah melalui Kementrian Keuangan bersama Bank Indonesia serta sejumlah stakeholder terkait, telah menyiapkan berbagai langkah strategis, untuk mengantisipasi lonjakan inflasi, terkait rencana kenaikan harga BBM.

 

Pada acara Market and Investment Outlook 2022 yang bertajuk: Indonesia’s Strategy to Mitigate Global Inflation Risk, yang digelar PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), hadir sebagai pembicara: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin, Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handi Yunianto serta Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam sambutannya menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia sangat terpengaruh dengan kondisi perekonomian global. Sebagian besar negara sedang berupaya mengendalikan inflasi sebagai dampak kenaikan biaya energi dan pangan. Namun, kondisi inflasi di Indonesia dinilai masih lebih baik, dibanding negara berkembang lainnya, bahkan dibanding negara anggota G20.

 

Salah satu faktor penting yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di jalur yang tepat, adalah keberhasilan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan secara massif ke masyarakat. Melalui pelaksanaan vaksin ketiga dan keempat (booster) serta kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang fleksibel, dinilai efektif menjaga perputaran bisnis pelaku usaha khususnya sektor riil dan UMKM.

 

“Indonesia memahami bahwa efek inflasi global akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri maka dari itu Pemerintah mengarahkan fokus saat ini pada pemulihan ekonomi terutama menjaga daya beli masyarakat dan memastikan investasi dapat terlaksana,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan Pada acara Market and Investment Outlook 2022 di Jakarta Kamis (25/8).

 

Lebih lanjut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi Mandiri Investasi dan Bank Mandiri karena telah terus mendukung mobilisasi investasi individual menjadi investasi jangka panjang melalui sektor pasar modal di Indonesia. “Saya berharap peran aktif Mandiri Investasi dapat menumbuhkan basis investor pasar modal terus ditingkatkan untuk mendukung stabilitas perekonomian Indonesia. Bila kita semua kompak tentu tantangan yang kita hadapi dapat dilalui dengan baik,” tegas Luhut.

 

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan bahwa kondisi likuiditas dan fungsi intermediasi perbankan domestik saat ini masih terjaga dalam level yang baik. Kendati demikian, potensi peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Indonesia pada September 2022 tetap perlu dicermati.

 

Namun, kebijakan moneter dan peningkatan suku bunga acuan BI 7DRRR sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menurutnya telah sejalan dengan strategi bank sentral dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi COVID-19.

 

“Bank Mandiri dan seluruh anak usaha termasuk Mandiri Investasi yang merupakan bagian dari Mandiri Group, tentunya secara konsisten terus melakukan evaluasi dan kajian terkait dinamika kondisi makroekonomi sehingga dapat melakukan langkah strategis untuk bersama-sama senantiasa mendukung pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Darmawan.