EmitenNews.com - Pemberian vaksinasi booster atau suntikan dosis ketiga vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia pada awal 2022 untuk sementara ini masih menyasar warga lanjut usia (Lansia). Selain itu, juga bagi warga berusia 18 tahun ke atas yang memiliki gangguan atau penyakit yang menyerang sistem imunitas.


Dalam sebuah acara diskusi daring, Rabu (24/11/2021), Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemilihan target sasaran vaksinasi booster itu telah disesuaikan dengan penelitian global dan anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).


"Pemberian vaksinasi booster atau dosis ketiga yang sudah keluar rekomendasinya hanya kepada tenaga kesehatan yang sudah dimulai, lalu lansia dan usia di atas 18 tahun dengan penyakit imunitas," kata Siti Nadia Tarmizi.


Para lansia, dan kelompok rentan lainnya itu akan mendapatkan vaksin booster untuk pencegahan infeksi virus Corona penyebab coronavirus disease 2019 atau Covid-19, itu secara gratis. Sejauh ini pemerintah masih menghitung perkiraan harga bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk rencana vaksinasi booster berbayar, meski masih belum diketahui kapan pelaksanaannya.


Pemerintah belum bisa memutuskan terkait sasaran vaksinasi booster non-lansia yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Peserta PBI juga akan menjadi tanggungan pemerintah alias gratis.


"Walaupun kita sudah mengalokasikan anggaran untuk PBI, yang artinya berada di luar kategori kelompok rentan tersebut. Tapi kita akan melihat lagi bagaimana rekomendasi dunia," kata Siti Nadia.


Kementerian Kesehatan memastikan vaksinasi booster dapat memakai merek apa saja yang sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Sejauh ini, sudah ada 11 merek vaksin yang mendapat lampu hijau dari BPOM.


"Setidaknya 11 jenis vaksin, plus vaksin Merah Putih akan menjadi alternatif, baik pada vaksinasi program pemerintah maupun program berbayar (booster)," ujar Siti Nadia Tarmizi.


Rinciannya, vaksin jadi asal perusahaan China, Sinovac. Kemudian vaksin Sinovac mentah yang kemudian diproduksi PT Bio Farma dan dinamai Vaksin CoronaVac. Selain itu, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Janssen, CanSino, Sputnik V, Zifivax, dan terakhir Covovax. ***