Ini Optimisme Menkeu, Ekonomi Nasional Kuartal III-2022 Tumbuh di Atas Lima Persen

Ekspor Impor dok Klikpajak.
EmitenNews.com - Ini optimisme pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 tumbuh di atas 5 persen (year on year), bahkan lebih baik dari pertumbuhan di kuartal I dan kuartal II. Pada kuartal I-2022, ekonomi RI tumbuh 5,01 persen dan kuartal II-2022 jadi 5,44 persen.
Dalam keterangannya yang dikutip Kamis (1/9/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keyakinan pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 itu didukung dengan baseline (dasar pembanding) yang lebih rendah, yakni pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 yang hanya 3,51 persen (yoy). Saat itu ekonomi RI masih tertekan karena merebaknya Covid-19 varian delta.
"Kuartal III kami perkirakan masih akan tumbuh tinggi karena dasar pembanding untuk kuartal III tahun lalu akibat delta cukup rendah. Jadi pertumbuhan untuk kuartal III diperkirakan masih di atas 5 persen," ujar Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).
Kinerja positif perekonomian nasional tahun ini diharapkan terus berlanjut hingga kuartal IV-2022. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan mencapai 5,2 persen (yoy), serta kembali naik tipis di 2023 sebesar 5,3 persen (yoy). Angka itu, menurut Sri Mulyani, relatif hampir sama dengan yang dikeluarkan berbagai lembaga internasional, maupun analis market, seperti Bloomberg consensus forecast.
Meski demikian, perekonomian di 2023 masih dibayangi oleh berbagai risiko ketidakpastian. Mulai dari peningkatan inflasi global, hingga kebijakan suku bunga dan pengetatan likuiditas oleh berbagai bank sentral negara maju sebagai upaya untuk menjinakkan inflasi.
Kebijakan moneter yang hawkish oleh bank-bank sentral negara maju itu akan turut mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya pada kinerja ekspor yang bisa menurun. Oleh sebab itu, Sri Mulyani meminta semua pihak waspada dan berhati-hati. Terlebih sisi konsumsi juga diproyeksikan terkena dampak pelemahan ekonomi akibat kenaikan harga energi dan pangan. ***
Related News

Harga Emas Antam Berlanjut Turun Rp10.000 per Gram

S&P Global Sebut Kondisi Industri Manufaktur Indonesia Melemah

BI Yakin Inflasi Tetap Terkendali di Kisaran 2,5 Persen Hingga 2026

Pelaku Industri Khawatir Indonesia Jadi Muntahan Barang Impor

Dampak Perang Tarif, PMI Manufaktur April 2025 Turun Signifikan

Perkuat Sinergi, TCL Indonesia Gelar National Dealer Gathering 2025