EmitenNews.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan perkembangan rupiah pada minggu ketiga Januari 2024. Pada akhir hari Kamis, 25 Januari 2024 rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.820 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,63%. DXY atau indeks dolar menguat ke level 103,57. Sedangkan yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 4,118%.
Pada pagi hari Jumat, 26 Januari 2024 rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.825 per dolar AS. Sedangkan yield SBN 10 tahun stabil di 6,63%.
Untuk aliran modal asing (Minggu IV Januari 2024), Premi CDS Indonesia 5 tahun per 25 Januari 2024 sebesar 74,11 bps, naik dibandingkan per 19 Januari 2024 sebesar 73,13 bps.
Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,20 triliun terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 25 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp7,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp7,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp18,92 triliun di SRBI.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan BI terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.(*)
Related News

Bank Minta Agunan KUR di Bawah Rp100 Juta, Siap Terima Sanksi

Bank DKI Bagikan Dividen Rp249 Miliar, Rp529M Pengembangan Usaha

IKI April 2025 Melambat Akibat Penurunan Pesanan Baru

Realisasi Belanja Negara per Maret 2025 Rp620,3 Triliun

Maret 2025, Dalam Sebulan Pendapatan Negara Naik Rp200 Triliun

Harga Emas Antam Kamis ini Turun Rp33.000 per Gram