EmitenNews.com - Investasi aset crypto dikenal luas memiliki potensi keuntungan besar, namun berisiko tinggi. Strategi Dollar Cost Averaging (DCA), solusi sederhana namun efektif untuk berinvestasi secara konsisten. Dengan metode ini, para investor cukup menyisihkan dana dengan jumlah tetap secara rutin untuk mengakumulasi aset crypto dalam jangka panjang. 

Apa itu DCA? sebuah strategi investasi yang membantu mengurangi ketidakpastian soal kapan waktu terbaik masuk pasar. Strategi ini mendorong disiplin untuk berinvestasi secara rutin. Strategi DCA cukup sederhana, hanya perlu mengalokasikan sejumlah dana untuk membeli aset secara rutin -bisa mingguan, bulanan, atau per kuartal- tanpa peduli harga aset saat itu. 

Tujuan utama DCA bukan untuk menjamin keuntungan atau menghindari kerugian, melainkan untuk mengumpulkan aset secara bertahap dengan harga rata-rata. Dengan berinvestasi jumlah sama secara konsisten, investor akan membeli lebih banyak aset saat harga murah, dan lebih sedikit aset saat harga mahal. Dalam jangka panjang, strategi ini bisa membantu menurunkan rata-rata biaya pembelian per unit aset.

Keuntungan dan Risiko Strategi DCA. Disiplin menabung, Strategi menambahkan dana secara rutin ke akun investasi membangun kebiasaan secara disiplin seperti menabung. Nilai portofolio akan terus bertambah, meski aset kadang sedang turun nilainya. Namun, jika penurunan pasar berlangsung lama, tentu ada risiko nilai portofolio ikut tertekan.

Menghindari Timing yang Buruk, menentukan waktu terbaik masuk pasar (market timing) sangat sulit, bahkan bagi investor profesional. Jika salah menempatkan dana sekaligus, kerugian bisa besar. DCA membantu meratakan harga beli sehingga investor tidak perlu pusing memprediksi pergerakan pasar.

DCA crypto membantu mengurangi risiko investasi karena modal tidak langsung ditempatkan sekaligus, sehingga lebih terlindungi saat pasar jatuh. DCA juga menghindarkan investor dari risiko FOMO membeli aset sekaligus ketika harganya terlalu tinggi akibat euforia pasar.

Mengelola Emosi dalam Investasi, banyak investor terjebak dalam investasi emosional. Misalnya, karena takut rugi besar setelah membeli sekaligus. DCA membantu mengurangi faktor emosional ini. Dengan strategi beli rutin, investor bisa lebih fokus pada tujuan jangka panjang tanpa mudah terpengaruh berita atau hype jangka pendek dari media maupun pasar.

Tidak Melindungi dari Bear Market, DCA crypto bisa membantu mengurangi risiko membeli di harga puncak, tapi tidak memberikan perlindungan penuh jika pasar jatuh terus-menerus. Nilai portofolio tetap bisa turun. Karena itu, manajemen risiko tetap penting, misalnya dengan melakukan diversifikasi ke berbagai aset lain seperti saham, obligasi, atau properti.

DCA vs Investasi Lump Sum. Lump-sum investing atau investasi lump sum adalah membeli sebuah aset langsung dalam satu atau beberapa kali pembelian. Investor yang melakukan strategi ini biasanya memiliki modal besar dan berani mengambil risiko. Selain itu, investor harus memiliki kepercayaan tinggi terhadap aset yang dibeli karena risiko strategi investasi ini lebih tinggi dibanding DCA.

Di sisi lain, DCA umumnya menjadi strategi investasi lebih cocok bagi yang belum memiliki modal besar. Strategi ini membantu “meratakan” harga beli. Strategi DCA juga menghilangkan tekanan untuk mencari timing pasar yang sempurna. Bahkan, DCA bisa dengan mudah diotomatisasi melalui fitur tabungan rutin, sehingga proses investasi menjadi lebih mudah, dan berjalan otomatis.

Apakah DCA Bitcoin Menguntungkan? Bitcoin telah mengalami kenaikan 550 persen dalam 2 tahun terakhir, dan 60 persen dalam 1 tahun terakhir. Saat penulisan (11 November), harga Bitcoin berada di sekitar Rp1,7 miliar, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp35,4 triliun. Pada periode 1 tahun terakhir, Bitcoin sempat berada di titik terendah Rp837.939.426, sebelum akhirnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru alias All-Time High (ATH) di angka Rp2 miliar pada 6 Oktober 2025.

Seorang investor memutuskan untuk menjalankan strategi DCA pada Bitcoin dengan menyisihkan Rp2 juta setiap bulan sejak Agustus 2024 hingga Agustus 2025. Total modal dikeluarkan selama setahun Rp24 juta. Pada periode itu, harga Bitcoin berfluktuasi tajam, dari titik terendah sekitar Rp837 juta hingga mencapai puncak di kisaran Rp1,98 miliar. Tanpa perlu memprediksi kapan harga berada di level terbaik, investor konsisten membeli dengan jumlah tetap setiap bulan.

Dengan harga Bitcoin per Agustus 2025 berada di kisaran Rp1,85 miliar, nilai kepemilikannya kini mencapai Rp36,72 juta. Dengan kata lain, dalam 12 bulan, strategi sederhana ini berhasil memberikan keuntungan sekitar Rp12,72 juta, atau 53 persen dari modal awal. Kasus ini menegaskan, DCA bisa menjadi strategi efektif mengurangi risiko salah timing, sekaligus tetap memberi  hasil solid di pasar kripto penuh volatilitas.

Cara Menggunakan Fitur DCA di Pintu. Masuk homepage aplikasi Pintu. Masuk laman nabung rutin. Klik buat nabung rutin baru, pilih aset nabung rutin yang kamu inginkan (misalnya BTC, ETH, dan SOL). Berikan nama jadwal nabung rutinmu, klik buat jadwal, dan tentukan jadwal nabung rutinmu, dan tentukan persentase aset pilihan kalau kamu memilih lebih dari satu.

Kemudian, klik lanjutkan, dan konfirmasi nabung rutin. Anda sudah berhasil membuat jadwal auto DCA atau nabung rutin! Keamanan sebagai pengguna Pintu terjamin, karena Pintu diawasi oleh OJK dan CFX. Selain trading, Pintu juga memungkinkan belajar lebih banyak soal kripto melalui berbagai artikel Pintu Academy, diperbarui setiap minggu! (*)