EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,92 persen menjadi 8.620. Pelemahan indeks antara lain tersebab sell on news setelah the Fed menurunkan suku bunga 25 bps seperti prediksi. The Fed berpotensi menurunkan suku bunga satu kali tahun depan.

Sikap The Fed itu, cenderung mengecewakan pasar. Pasar investor sebelumnya mengharapkan akan terjadi penurunan suku bunga 2-3 kali pada 2026. Memasuki periode penawaran umum Initial Public Offering (IPO) Superbank (SUPA) menyedot perhatian investor, disinyalir mendorong profit taking.

Pasalnya, tidak sedikit investor butuh likuiditas untuk terlibat dalam IPO tersebut. Secara teknikal, MACD membentuk death cross yang mengindikasikan potensi pelemahan indeks masih berlanjut. Itu juga ditopang Stochastic RSI mengarah ke bawah area pivot, dan volume jual relatif besar. 

Indeks juga ditutup di bawah level MA5, namun masih bertahan di atas level MA20. Diperkirakan koreksi indeks berpotensi berlanjut, dan menguji level support 8.550-8.600. Rupiah menguat pada level Rp16.665 per dolar Amerika Serikat (USD), seiring  pelemahan indeks dolar AS. 

Eskalasi bentrokan perbatasan Thailand dan Kamboja juga menjadi faktor negatif. Pasalnya, kondisi tersebut berpotensi meningkatkan risiko geopolitik di Kawasan ASEAN. Selanjutnya, investor akan menanti pertemuan rapat dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pekan depan.

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para investor untuk mengokeksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Semen Indonesia alias SIG (SMGR), Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), Raharja Cepu Energi (RATU), Pyridam Farma (PYFA), dan Petrosea (PTRO). (*)