EmitenNews.com - Emiten pangan PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) menjadi perhatian pelaku pasar menyusul mencuatnya isu ketertarikan Daesang Holdings, perusahaan makanan asal Korea Selatan, terhadap prospek pertumbuhan perseroan.

Minat investor global tersebut dinilai sejalan dengan transformasi bisnis BEEF yang semakin agresif, terutama melalui keterlibatan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta ekspansi terintegrasi di sektor protein hewani nasional.

Analis pasar Adis Prayoga menilai, dalam tren konsolidasi global sektor pangan, BEEF muncul sebagai target menarik berkat kombinasi akses pasar domestik yang kuat, dukungan kebijakan pemerintah, serta potensi skala ekonomi jangka panjang.

“Indonesia dengan populasi besar dan kebutuhan protein yang terus meningkat menjadi magnet bagi pemain global. BEEF berada di posisi strategis karena sudah terhubung dengan ekosistem kebijakan nasional,” ujar Adis dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 28 Desember 2025.

Peran BEEF dalam rantai pasok MBG dinilai menjadi game changer. Program nasional tersebut diproyeksikan menciptakan permintaan berkelanjutan terhadap produk protein hewani, memberikan visibility pendapatan jangka panjang yang menjadi daya tarik utama bagi investor strategis.

Manajemen BEEF sebelumnya menyampaikan bahwa MBG bukan sekadar peluang jangka pendek, melainkan fondasi recurring demand. Seiring perluasan cakupan MBG secara nasional, kapasitas produksi dan distribusi BEEF diperkirakan ikut meningkat.

Di luar MBG, BEEF juga mengembangkan lini usaha sapi perah, produk susu, cold storage, hingga perdagangan ternak hidup. Ekspansi ini memperluas rantai nilai perseroan dari hulu ke hilir dan memperkuat narasi sebagai platform protein terintegrasi, bukan sekadar produsen daging konvensional.

Strategi tersebut dinilai selaras dengan model bisnis grup global seperti Daesang yang unggul dalam pengolahan pangan bernilai tambah, efisiensi rantai pasok, dan distribusi lintas negara. Sinergi pemain lokal dan global kerap terealisasi melalui akuisisi strategis atau masuknya investor dengan kepemilikan signifikan.

Pelaku pasar menilai terdapat tiga faktor utama yang membuat BEEF menarik di mata investor global: akses langsung ke pasar protein Indonesia, prospek pertumbuhan pendapatan jangka panjang dari MBG, serta valuasi yang relatif atraktif untuk emiten protein dengan cerita pertumbuhan kuat.

Isu minat investor asing ini menjadi katalis sentimen di pasar. Saham BEEF dinilai memiliki karakter yang diminati trader dan investor tematik sektor pangan, didukung cerita besar, peningkatan likuiditas, serta potensi aksi korporasi. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari manajemen BEEF maupun Daesang Holdings terkait rencana investasi atau akuisisi.

Namun, pasar menilai arah cerita BEEF semakin jelas sebagai emiten protein yang diuntungkan kebijakan negara dan mulai masuk radar pemain global. Harga saham BEEF usai pembukaan perdagangan sesi I hari ini terpantau telah menguat 80 poin (20 persen) ke level Rp492 per saham. Dibuka di level Rp410 per saham, harga BEEF melesat seiring maraknya transaksi, yaitu sebanyak 414,6 ribu lot senilai Rp19,5 miliar hingga saat ini.