EmitenNews.com - Buana Lintas Lautan (BULL) bakal menggeber private placement Rp190,15 miliar alias USD11,6 juta. Itu dengan melepas maksimal 1,4 miliar saham baru bernominal Rp100. Pengeluaran saham baru itu, dibalut harga pelaksanaan Rp135 per helai. 

Dana hasil private placement untuk pengembangan armada kapal dan modal kerja, baik untuk perseroan maupun entitas anak. Yaitu, Citrine Maritime, Sapphire Maritime, Nusa Bhakti Jayaraya, Pearl Maritime dan/atau Naga Sinar Maritim, yang merupakan entitas anak dengan kepemilikan saham 100 persen.

Penyaluran dana kepada entitas anak dari perseroan dapat berupa penyertaan modal saham dan/atau pinjaman dengan besaran penyaluran dana kepada entitas anak tergantung pada kebutuhan masing-masing entitas anak yang akan ditentukan kemudian. Rencana itu, tidak akan berdampak negatif kepada perseroan.

Justru perseroan akan mendapat sejumlah manfaat. Antara lain struktur permodalan dan rasio likuiditas keuangan meningkat menjadi lebih baik. Mendapat tambahan dana yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha, dan pertumbuhan perusahaan. Terakhir, diversifikasi sumber pendanaan perseroan dari sisi ekuitas. 

Seluruh saham baru itu akan diserap Fortune Street Limited, Hong Kong. Perseroan dan Fortune Street Limited tidak memiliki perjanjian utang-piutang maupun hubungan pinjam-meminjam dalam bentuk apa pun. Jadi, rencana penambahan modal yang akan dilaksanakan bukan merupakan transaksi konversi utang.

Rencana itu, akan digeber setelah mendapat restu dari para investor. Oleh karena itu, perseroan akan menyelenggarakan rapat umum luar biasa pada 15 September 2025 pukul 14.00-16.00 WIB. Rapat akan diselenggarakan di Sampoerna Strategic Square Tower Utama, Lantai 3A, Ruang Anggrek 1-3 Jalan Jenderal Sudirman. 

Rencana itu, menjadi sorotan Bursa Efek Indonesia (BEI). Itu berkenaan dengan opini wajar dengan pengeculian (WDP) pada laporan tahunan 2024. Tepatnya, bagaimana perseroan memastikan perolehan dana private placement efektif menuntaskan isu-isu berujung opini WDP pada laporan keuangan tahunan 2024 tersebut.

Perseroan menyebut private placement diharap dapat memperbaiki salah satu basis opini WDP yaitu pelanggaran covenant rasio keuangan yaitu current ratio. Kendati begitu, perseroan perlu dana alokasi dana khusus dari private placement untuk menuntaskan masala pada basis opini WDP. Itu mengingat masalah tidak terpenuhinya rasio keuangan current rasio bersifat transaksional, dan tidak bersifat fundamental. 

Sedangkan untuk masalah rekonsiliasi penyelesaian pinjaman dengan 5 kreditur lembaga keuangan non-bank tidak terkait dengan transaksi private placement. Perseroan lebih memprioritaskan pengembangan armada di tengah risiko likuiditas itu, mengingat usaha penyewaan kapal tanker merupakan jenis usaha yang padat modal.

Di mana, dalam setiap penambahan armada kapal, manajemen berusaha untuk menyeimbangkan, dan memperkuat modal kerja dengan menambah likuiditas dari pinjaman modal kerja bank atau penambahan modal apabila memungkinkan. Di samping itu, manajemen juga mengupayakan agar dalam pendanaan kapal dapat memperoleh rasio loan to value lebih tinggi.

Itu penting agar dalam setiap penambahan armada kapal tidak banyak menurunkan posisi likuiditas perseroan di samping mempergunakan jenis pendanaan sewa guna usaha jangka panjang apabila memungkinkan. (*)