EmitenNews.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sangat serius membangun kompetensi perusahaan menjadi digital bank. Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alexandra Askandar mengatakan perusahaan sudah menyediakan gedung 32 lantai yang nantinya akan menampung 2.700 orang IT.


“Bank Mandiri sediakan gedung khusus IT di Slipi, gedung 32 lantai. Kami nantinya juga akan merekrut sekitar 2.700 orang IT. Jadi gedung ini memang sangat diperuntukkan khusus untuk IT,” ujarnya dalam acara silaturahmi di Jakarta (13/4/2022).


Ia juga menjelaskan mengenai proses digitalisasi Bank Mandiri di masa pandemi melalui produk dan layanan yang dikeluarkan seperti Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri.


“Kami launching 2 aplikasi di tanggal 2 Oktober tahun lalu di ulang tahun Bank Mandiri ke-23, yaitu Super App Livin’ by Mandiri dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri. Super App Livin’ by Mandiri yang merupakan aplikasi mobile banking untuk retail, dan untuk wholesale client kita juga me-launching Kopra. Kopra itu adalah platform untuk wholesale banking yang merupakan solusi buat nasabah2 korporasi,” paparnya.


Dia juga mengatakan bahwa active users dari Super App Livin’ by Mandiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa dari pertengahan tahun 2021 kemarin.


“Saat ini, active users dari Super App Livin’ by Mandiri sudah mencapai 11 juta. Jadi, pertumbuhannya luar biasa dari pertengahan tahun lalu. Di pertengahan tahun lalu itu angkanya masih di sekitar 4,7 juta. Ini akan terus kami dorong,” ucapnya.


Alexandra menjelaskan bahwa Bank Mandiri memiliki 3 strategi di dalam hal digitalisasi. Pertama adalah fit for growth di mana Bank Mandiri memodernisasi core banking system. Kedua, Bank Mandiri terus mendorong penambahan fitur-fitur di dalam Super App Livin’ by Mandiri maupun Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri.


“Jadi, kalau Bapak dan Ibu memakai Super App Livin’ by Mandiri itu bisa liat kalau mungkin yang lalu hanya hanya untuk top up wallet saja, nantinya kami tambahkan fitur agar bisa beli tiket pesawat, tiket kereta, kemudian juga untuk booking hotel dan sebagainya. Dalam waktu dekat, Super App Livin’ by Mandiri juga bisa dipakai untuk transaksi reksa dana,” katanya.


Strategi digitalisasi Bank Mandiri yang ketiga adalah menyiapkan transformasi di dalam IT itu sendiri. Bank Mandiri terus melakukan penyesuaian dalam hal operating model maupun tim IT-nya.


“Kalau dulu mungkin Bank Mandiri masih banyak menggunakan vendor, kalau sekarang ini kita bangun Super App Livin’ by Mandiri dan Kopra itu dari in-house. Jadi, kami terus memperkuat tim IT kami agar bisa terus mengembangkan feature-feature maupun juga pengembangan produk lainnya dalam hal digitalisasi,” ujar Alexandra.


Ia kemudian menuturkan bahwa Bank Mandiri juga telah me-launching tiga cabang yang merupakan pilot project untuk bank digital dari Bank Mandiri. Ada tiga jenis cabang digital bank, yaitu hybrid bank yang sifatnya mengkombinasikan antara konvensional dan digital, digital box yang fully digital atau tanpa staf, dan upgrade branch di mana transaksi dilakukan secara digital namun terdapat staf, misalnya teller, untuk membantu.


“Secara bertahap mulai tahun ini, kami shift cabang-cabang ini menjadi cabang digital di mana kami menargetkan 231 cabang digital bank tahun ini. Hal ini tentunya memberikan konsekuensi tersendiri terhadap people atau SDM. Untuk itu, kami sudah siapkan juga yang namanya Strategic Workforce Program (SWP) di mana kami melakukan upskilling maupun reskilling kepada SDM kami,” tutupnya.