Jenuh Beli, IHSG Potensial Koreksi

Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWAi
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup bervariasi mayoritas melemah tipis. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong pengenaan tarif impor cukup tinggi untuk Uni Eropa. Kondisi tersebut menjadi sentimen negatif utama membebani pergerakan indeks.
Sementara itu, data indeks keyakinan konsumen pendahuluan untuk Juli 2025 cukup solid berhasil memberikan sentimen positif pasar. Berdasar laporan dari Financial Time, Donald Trump meminta pengenaan tarif impor dari Uni Eropa minimum di kisaran 15-20 persen untuk setiap kesepakatan dagang dengan kawasan tersebut.
Saat ini, Uni Eropa berupaya untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum 1 Agustus 2025. Di mana, paman Trump mengancam akan mengenakan tarif impor 30 persen. Koreksi myaoritas bursa Wall Street seiring ketidakpastian kebijakan tarif impor, dan ovebought (jenuh beli) indeks diprediksi menjadi katalis negatif pasar.
Sementara itu, penguatan harga mayoritas komoditas, dan aksi beli investor asing terus mengalir berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.260-7.205, dan resistance 7.365-7.415.
Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor menjalan beberapa saham berikut. Yaitu, Surya Citra Media (SCMA), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Saratoga (SRTG), Bumi Resources Mineral (BRMS), Indosat Ooredoo (ISAT), dan Archi (ARCI). (*)
Related News

Pertamina Pasok LPG untuk Koperasi Desa Merah Putih

IHSG Tergelincir Usai 11 Hari Ngebut, Turun 0,72% ke Level 7.344

Kebutuhan Domestik Meningkat, SKK Migas Akan Atur Ulang Ekspor LNG

IHSG Naik 0,20 Persen di Sesi I, Tiga Saham Tambang LQ45 Pendorongnya

Wall Street Menguat, IHSG Lanjut Susuri Zona Hijau

Lanjut Menguat! IHSG Uji Level 7.450