EmitenNews.com—IHSG berpotensi uji resistance di 6900, sebelum melanjutkan penguatan ke kisaran 6940 di Kamis (28/7). Pola dragonfly doji mendukung proyeksi tersebut. Akan tetapi, hati-hati kemungkinan pullback, jika IHSG kembali tertahan di bawah 6900. Potensi pullback ke kisaran pivot di 6830.

 

Terdapat dua concern utama pelaku pasar saat ini. Pertama adalah kenaikan the Fed Rate dan kedua adalah kekhawatiran kinerja Q2-2022 dibawah ekspektasi analis. Kenaikan the Fed Rate diperkirakan masih terjadi untuk beberapa bulan kedepan atau hingga terdapat indikasi penurunan inflasi di AS. Sebelumnya, inflasi AS naik ke 9.1% yoy di Juni 2022, tertinggi sejak 1981, kata Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas, Kamis (28/7/2022).

 

Antisipasi kenaikan the Fed Rate juga menjadi perhatian utama pelaku pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari pergerakan sideway IHSG di Rabu (27/7), meski sejumlah emiten mencatatkan kenaikan kinerja signifikan di Q2-2022. Salah satunya BBRI yang membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 98.7% yoy ke Rp24.79 triliun di 1H-2022. Di sisi lain, antisipasi kenaikan the Fed Rate memicu pelemahan nilai tukar Rupiah ke Rp15,010 per USD (+0.10%) di Rabu sore (27/7).

 

BBNI, BBCA, TLKM, ASII, UNTR, INDF dan ICBP termasuk beberapa emiten yang dijadwalkan merilis laporan keuangan 1H-2022 di pekan ini. Saham-saham tersebut, terutama bank berpotensi menguat jelang rilis kinerja Q2-2022. Peningkatan kinerja BBRI memicu ekspektasi serupa pada bank besar lainnya. Disamping itu, potensi rebound pada AGRO, BBKP, BOGA, ACES dan potensi trading buy di WMPP, PNLF, BRPT dapat dicermati.