EmitenNews.com - Penyanyi top dunia Justin Bieber dengan 114 juta pengikut di Twitter dan 240 juta di Instagram alami kelumpuhan wajah karena Ramsay Hunt Syndrome.


Apa itu Ramsay Hunt Syndrome, seberapa bahaya, mungkinkah terkait vaksin Covid-19, dan bagaimana pemulihannya—sementara Justin akan melakukan tur? Berikut penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi (Kanker), Prof. dr Zubairi Djoerban.


Prof. Zubairi yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) lewat utas di akun Twitternya menjelaskan tentang Ramsay Hunt Syndrome (RHS). RHS menurutnya adalah suatu kondisi yang disebabkan reaktivasi virus.


"Sindrom ini bertanggung jawab atas 12% kasus kelumpuhan wajah, dengan prognosis yang lebih buruk ketimbang Bell's palsy (kelumpuhan salah satu sisi otot wajah sehingga wajah tampak melorot)," jelasnya.


Ramsay Hunt Syndrome biasanya menyerang orang dewasa. Amat jarang menyerang anak-anak.


Dokter yang juga pehobi fotografi ini menyebut penyebab Ramsay Hunt Syndrome adalah Varicella-zoster virus (VZV). Ini adalah virus yang sama yang menyebabkan anak-anak terkena cacar air dan cacar ular (herpes zoster) pada orang dewasa.


Herpes Zoster lumayan banyak ditemukan di Indonesia. Misalnya pada pasien-pasien kanker yang dapat kemoterapi. Demikian pula pasien penyakit autoimun yang mendapat dosis pengobatan Methylprednisolone sewaktu dosisnya masih tinggi.


Terkait gejala RHS, Zubairi mengingatkan sindrom ini sering salah diagnosis sebagai Bell's Palsy. Sebab, presentasi sindrom ini juga bervariasi. "Namun, tanda pertama sindrom ini seringkali berupa ruam kecil, serta kelemahan pada sisi wajah yang terkena dan hilangnya ekspresi wajah," paparnya.


Gejala lain misalnya gendang telinganya sakit, sehingga mengalami gangguan pendengaran di satu sisi. "Terkadang kesulitan menutup salah satu mata, dan kelumpuhan pada satu sisi muka, serta vertigo," sambungnya.


Untuk memastikan seseorang mengalami Ramsay Hunt Syndrome, menurut Zubairi bisa dilakukan dengan tes darah dan kulit untuk virus varicella-zoster, Elektromiografi (EMG), atau Magnetic resonance imaging (MRI).


Pada 1982 ketika Prof. Zubairi masih di Prancis RHS diobati dengan Acyclovir. Namun dengan perkembangan zaman, ada obat yang lebih canggih: Valacyclovir.


"Jadi ada tiga pilihan: Acyclovir, Famciclovir, dan Valacyclovir. Dari pengalaman saya, Valacyclovir lebih baik, ditambah obat steroid (seperti Prednison). Kombinasi itu membuat penyembuhannya lebih cepat," tulisnya.


Masyarakat tampaknya tidak perlu terlalu khawatir, karena berdasarkan studi tingkat pemulihan penderita RHS cukup tinggi, yakni di atas 70%. Tentu harus dengan pendekatan medis yang tepat.


Terkait adanya gosip Ramsay Hunt Syndrome yang dialami Justin Bieber disebabkan vaksin Covid-19, Prof Zubairi mengatakan belum ada bukti. "Yang jelas, sindrom ini sudah ada obatnya di Indonesia dan tersedia juga di apotek-apotek," pungkasnya.(fj)