EmitenNews.com - PT Indo Pureco Pratama Tbk (Perseroan), bergerak dibidang industri pengolahan minyak buah kelapa, resmi tercatat sebagai perusahaan ke-51 di tahun 2021 dan ke-763 di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “IPPE”. 


Listing perdana saham IPPE disambut aksi beli, terlihat transaksi saham IPPE di hari pertamanya, sempat turun ke level 94, namun berhasil naik ke level Rp135 atau naik 35 poin setara 35 persen  yang berarti ARA, dengan volume 107,63 juta saham, nilai transaksi Rp12,46 miliar dan frekuensi sebanyak 4.366 kali hingga pukul 09:06 WIB.


Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 1.000.000.000 (satu miliar) saham setara dengan 21,74% (dua puluh satu koma tujuh empat persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp100,- dan dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp100 miliar. Berdasarkan hasil penawaran umum dari tanggal 02 Desember - 07 Desember 2021, saham “IPPE” mengalami oversubscribed 19,11 kali dari penawaran pooling. Perseroan menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini.


Syahmenan, Direktur Utama Perseroan menjelaskan, “Langkah Perseroan untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan Perseroan lebih baik sebagai perusahaan publik, yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder”.


“Kelapa juga merupakan komoditas yang penting bagi rakyat Indonesia dan dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat. Hal itu dapat dilihat dari pengelolaan pertanaman kelapa di Indonesia yang sebagian besar dikelola oleh rumah tangga petani. Oleh karena itu, pengembangan kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan perekonomian nasional.


Saat ini, produk kelapa Indonesia banyak diperdagangkan dalam bentuk kelapa segar, kopra atau minyak kelapa. Peningkatan nilai tambah terhadap komoditas kelapa menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti kopra dan minyak kelapa perlu ditingkatkan. Perseroan mengembangkan green economic dan menyiapkan strategi-strategi yang komprehensif yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar Perusahaan di industri pengolahan minyak buah kelapa, salah satunya dengan menjadi perusahan terbuka”, ucap Syahmenan.


Rencana penggunaan dana yang diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 40,83% dari dana IPO akan digunakan untuk Belanja Modal dan sisanya sekitar 39,11% dari dana IPO akan digunakan untuk Modal Kerja.


Syahmenan menjelaskan, ”Penggunaan dana dari perolehan Penawaran Umum yang digunakan untuk Belanja Modal diantaranya sekitar 40,83% digunakan untuk pembelian mesin-mesin untuk pabrik CCO (Crude Coconut Oil), RBD (Refined Bleaching Deodorised), VCO (Virgin Coconut Oil), dan Packaging, sekitar 34,84% digunakan untuk pembangunan pabrik (perdirian baru dan perluasan), sekitar 24,33% digunakan untuk pembelian tangki stock”.


“Sedangkan penggunan Modal Kerja digunakan untuk pembelian bahan baku, operasional kantor, perizinan, transportasi, biaya produksi, dan operasional lainya”, lanjut Syahmenan