Bila merujuk laporan keuangan 2022, emiten distribusi bahan kimia tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp 7,879 triliun lebih besar 18,7% daripada tahun sebelumnya.

 

Peningkatan tersebut terutama berasal dari Distribusi (16,2%) dan segmen Manufaktur (21,3%). Hampir 90% dari total pendapatan LTLS pada tahun 2022 merupakan pendapatan yang berasal dari dalam negeri. Terutama untuk pelanggan business to business (B2B) di industri makanan minuman, pakan ternak, chemical, dan personal & home care industry.

 

Kenaikan pendapatan  juga membuat laba bersih naik menjadi 17,15% dari Rp 274,4 Miliar jadi Rp 321 Miliar. Untuk mempertahankan kinerja positif ini, LTLS terus melakukan berbagai upaya untuk mencari peluang dan terus melakukan ekspansi lainnya sehingga LTLS diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja baik hingga akhir tahun ini.

 

Sunar Susanto, Praktisi Pasar Modal menjelaskan berdasarkan laporan keuangan LTLS 2022, maka dapat disimpulkan kedepannya fundamental perusahaan masih kuat.

 

Sampai dengan akhir tahun 2022, perusahaan berhasil menurunkan utang jangka pendek sebesar 7,5%. Terlebih yang paling memberikan dampak kedepannya, utang jangka panjang turun sebesar 18%.

 

“Penurunan utang ini lebih berpengaruh kepada penurunan beban keuangan berupa beban bunga. Mengenai ruang untuk ekspansi lebih melihat kepada besarnya alokasi Capital expenditure atau pengeluaran modal untuk pengembangan usaha,” jelas Sunar.

 

Sunar menambahkan valuasi perusahaan dengan harga saham saat ini 1.335, maka LTLS diperdagangkan dengan PER 5.98x, PBV 0.8x dan DER 1.2x; yang mana tergolong cukup murah dibandingkan perusahaan lain dalam sektor Industri yang sama.

 

“Untuk rekomendasi saham LTLS, Buy dengan Target Price di 1.650,” pungkasnya