EmitenNews.com—Perusahaan perbankan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) sepanjang 9 bulan pertama Tahun 2022 atau per 30 September mencatatkan pendapatan bunga senilai Rp440,48 miliar. Posisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama pada tahun 2021 di mana perseroan mendapatkan pendapatan bunga senilai Rp658,45 miliar.


Adapun beban bunga yang ditanggung oleh perseroan turun menjadi Rp762,98 miliar dari beban bunga senilai Rp1,03 triliun. Namun menariknya perseroan berhasil mengantongi penghasilan operasional lainnya seperti provisi dan Komisi senilai Rp16,2 miliar naik dari sebelumnya Rp7,4 miliar.


Merujuk data laporan keuangan BACA yang dikutip dari laman keterbukaan informasi BEI, Selasa (18/10/2022), yang mendorong kinerja perseroan paling menonjol adalah keuntungan selisih kurs mata uang asing bersih senilai Rp649,907 miliar walaupun pos ini mengalami penyusutan dari sebelumnya Rp705,80 miliar.


Perseroan menanggung jumlah beban operasi lainnya senilai Rp342,98 miliar. Akibatnya laba operasional bersih tercatat senilai Rp31,2 miliar atau turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp32,4 miliar, laba sebelum pajak yang dicatatkan oleh bank Capital Indonesia senilai Rp23,8 miliar turun dari periode sama sebelumnya Rp26,86 miliar 


Untuk periode 30 September 2022 Bank Capital (BACA) mengantongi laba bersih senilai Rp18,8 miliar menyusut dari periode yang sama tahun 2021 di mana bank swasta ini mengantongi laba bersih Rp20,5 miliar sehingga laba per saham dasar menyusut jadi Rp2,56 per lembar saham dari sebelumnya Rp2,96 per saham.


Adapun pada posisi keuangan perusahaan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi tercatat  Rp3,52 triliun berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun 2021 dimana perseroan mencatat posisi kas bersih diraih dari aktivitas operasi senilai Rp2,01 triliun. 


Dari sisi aset perseroan per 30 September 2022 turun cukup signifikan menjadi Rp20,203 triliun tergerus dari periode 31 Desember 2021 yang masih tercatat Rp22,32 triliun. Hal ini seiring dengan penyusutan liabilitas perseroan dari Rp20,20 triliun menjadi Rp18,08 triliun. dan ekuitas perseroan dicatatkan senilai Rp2,4 triliun atau naik sangat tipis menjadi dari Rp2,12 triliun.