EmitenNews.com - Emiten  jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) semakin menjadi buruan investor asing. 

 

Dalam sebulan terakhir transaksi investor asing memborong saham HATM hingga mencapai Rp 40,4 miliar. Agresif investor asing tersebut membuat harga saham HATM melesat lebih hingga 72,41% Rp 232 menjadi Rp 400.

 

Berdasarkan data perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi borong saham oleh investor asing dilakukan dari 1 September hingga 12 Oktober 2023 dilakukan sejumlah perusahaan sekuritas yang memakai kode perdagangan   BK, AK, CC, ZP, dan AG. 

 

Transaksi  melalui JP Morga Sekuritas (BK) investor asing membeli bersih senilai Rp 22,4 miliar saham HATM, disusul UBS Sekuritas (AK) membeli bersih senilai Rp 15,7 miliar saham HATM,  Mandiri Sekuritas (CC) mencapai Rp 2,1 miliar, Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) mencapai Rp 1 miliar, dan Kiwoong Sekuritas (AG) di bawah Rp 1 miliar. 

 

Selain itu, pengendali PT Habco Primatama ternyata gencar membeli saham public Habco Trans (HATM) dalam beberapa pekan ini. Pembelian terakhir sebanyak 41,72 juta saham dari pasar, sehingga total saham yang sudah diserok dari pasar mencapai 79,25 juta saham dalam dua bulan ini. 


Corporate Secretary HATM Antonius Limbong mengatakan, Habco Primatama telah membeli sebanyak 41,72 juta saham HATM dengan harga pelaksanaan Rp 365 pada 10 Oktober. Nilai transaksinya mencapai Rp 15,23 miliar. 

 

 “Pembelian tersebut menjadikan total kepemiilkan Habco Primatama bertambah dari 80,21% menjadi 80,81% saham HATM. Pembelian tersebut bertujuan untuk investasi,” ungkapnya dalam penjelasan resminya di BEI.

 

Bulan lalu, Habco Primatama terpantau telah melakukan aksi serupa dengan memborong sebanyak 37,53 juta saham HATM. Saham tersebut dibeli dengan harga Rp 339,01 per saham kemarin, sehingga nilai transaksinya mencapai Rp 12,73 miliar. 

 

Hingga semester I-2023, perseroan membukukan lonjakan pendapatan 42,15% dari Rp 178,92 miliar menjadi Rp 254,34 miliar. Begitu juga dengan laba bersih periode berjalan melesat sebanyak 34% dari Rp 66,79 miliar menjadi Rp 89,52 miliar.