EmitenNews.com—PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) meningkatkan outlook peringkat obligasi PT Lautan Luas Tbk (LTLS), yaitu Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A dan B tahun 2020 menjadi 'IdA Positive' dari sebelumnya yaitu 'IdA Stable'. Dengan prospek untuk peringkat kredit korporasi perusahaan adalah 'kuat'.

 

Menurut Pefindo, obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor lain untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Walaupun kemampuan obligor kemungkinan terpengaruh perubahan ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

 

Revisi prospek mencerminkan upaya deleveraging berkelanjutan LTLS dalam jangka menengah, didukung oleh perbaikan ekonomi makro lebih lanjut, serta upaya manajemen LTLS dalam mengelola profitabilitas dan modal kerjanya, yang menghasilkan menghasilkan arus kas yang lebih kuat.

 

"Peringkat dapat dinaikkan jika LTLS terus melakukan debt deleveraging selama berada di Perusahaan pada saat yang sama meningkatkan pendapatan dan menghasilkan EBITDA secara berkelanjutan, menghasilkan lebih banyak leverage keuangan konservatif," jelas dalam keterangan resmi lembaga pemeringkat efek itu, dalam keterangan pers, Jumat (14/4/2023).

 

Investor Relations Manager Lautan Luas (LTLS) Eurike Hadijaya menjelaskan, hasil itu menggambarkan posisi perseroan yang semakin kuat di industri manufaktur tanah air. Dengan membaiknya credit profile dan meningkatnya credit rating yang diberikan oleh Pefindo, pihaknya melihat impact yang positif terhadap Perseroan. Suku bunga dan beban bunga Perseroan menjadi lebih baik

 

"Perseroan berencana untuk melunasi Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri A yang akan jatuh tempo sebesar Rp181,5 miliar, jatuh tempo pada 21 Juli 2023 sebagian besar menggunakan kas internal" jelas Eurike.

 

Menurut Eurike, kenaikan peringkat tersebut juga didukung oleh pendapatan dan laba bersih LTLS tahun 2022. Lautan Luas pun meyakini kinerja keuangannya akan terus dalam trek positif pada tahun 2023, walaupun kondisi pasar masih diliputi ketidakpastian seiring ancaman resesi global.

 

Bila merujuk laporan keuangan 2022, emiten distribusi bahan kimia tersebut membukukan pendapatan sebesar Rp 7,879 triliun lebih besar 18,7% daripada tahun sebelumnya.

 

Peningkatan tersebut terutama berasal dari Distribusi (16,2%) dan segmen Manufaktur (21,3%). Hampir 90% dari total pendapatan LTLS pada tahun 2022 merupakan pendapatan yang berasal dari dalam negeri. Terutama untuk pelanggan business to business (B2B) di industri makanan minuman, pakan ternak, chemical, dan personal & home care industry.