EmitenNews.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kemendag menggagas proyek percontohan pembangunan gudang korporasi petani untuk komoditas bawang merah di Kawasan Sentra Produksi Pangan/KSPP Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.


Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, mengungkapkan proyek percontohan gudang korporasi untuk bawang merah akan dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2022 sebesar Rp 50 miliar.


“Gudang dimaksud diharapkan menjadi sarana dan prasarana perdagangan utamanya sebagai sarana distribusi. Untuk itu, diperlukan sistem pengelolaan yang menjamin kepastian terkait arus barang masuk, penanganan komoditas di dalam gudang, prosedur penyimpanan, dan jalur pemasaran agar terciptanya usaha korporasi petani yang berkelanjutan,” ungkapnya dilansir dari laman Kemendag.


Gudang korporasi ini menurut Jerry akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Antara lain stasiun penerimaan, stasiun pembersihan, stasiun pengeringan, stasiun pengemasan, stasiun penyimpanan dan stasiun distribusi.


“Pengelolaan gudang korporasi ini selanjutnya akan diserahkan kepada korporasi petani sebagaimana ini penjabaran lebih lanjut terkait penugasan yang terdapat dalam kebijakan nasional tematik KSPP,” urai Wamendag.


Dalam penjelasannya, Wamendag juga meminta komitmen kuat dari jajaran Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai pemimpin, pengayom, dan pendamping program gudang korporasi petani.


Pertama, Pemkab Humbang Hasundutan diharapkan dapat segera menginventarisasi petani yang bersedia tergabung dalam kelembagaan pengelola gudang. Kedua, meningkatkan intensitas komunikasi kepada pemerintah pusat, baik Kemendag maupun Bappenas, terkait persiapan pelaksanaan baik pembangunan fisik, nonfisik, serta SDM guna mendukung optimalisasi pemanfaatan gudang secara berkelanjutan.


Melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), bentuk lain dukungan Kemendag untuk program pengembangan korporasi petani yaitu mendukung pembinaan dan pengembangan pemasaran produk. Dukungan tersebut termasuk untuk jangkauan pasar ekspor dan pembinaan standar mutu komoditas.


Terkait alternatif pembiayaan, dapat juga menggunakan instrumen Sistem Resi Gudang. Kelembagaan korporasi diharapkan semakin bertumbuh dengan semakin baiknya dukungan administrasi dan kapasitas permodalan, khususnya dalam hal peningkatan skala ekonomi.


“Hal ini akan memberikan daya saing, baik harga maupun kualitas komoditas, sehingga secara umum, akan mampu meningkatkan nilai perdagangan dan penyediaan stok pangan untuk mendukung kestabilan konsumsi masyarakat,” tutur Wamendag.(fj)