EmitenNews.com - Kementerian Perdagangan siap menindaklanjuti persetujuan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menambah ekspor 1 juta ton CPO (crude palm oil).


"Komitmen ini diharapkan dapat memperlancar ekspor CPO Indonesia dan memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani hingga di atas Rp2.000/kg," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam siaran persnya hari ini.


Saat ini, Kementerian Perdagangan tengah berupaya mempercepat ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya. Tujuannya untuk mengosongkan tangki-tangki penampung CPO yang penuh sehingga industri CPO dapat menyerap TBS petani sawit. Melalui percepatan ekspor itu, harga TBS diharapkan bisa di atas Rp2.000/kg.


Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Li Keqiang, Presiden Jokowi menyampaikan RRT adalah mitra strategis Indonesia. Selama ini, kedua negara telah berhasil membangun kemitraan tersebut dengan kerja sama yang saling menguntungkan. Saat ini nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 100 miliar. Presiden Joko Widodo menginginkan nilai perdagangan antara Indonesia dan RRT terus meningkat.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor CPO dan turunannya (HS 15) pada Juni 2022 sebanyak 2,17 juta ton, meningkat pesat dari Mei 2022 yang sebesar 0,51 juta ton. Nilai ekspor CPO dan Turunannya pada Juni 2022 juga naik 300,66 persen menjadi USD 3,38 miliar dibandingkan Mei 2022.


Pada Juni 2022, Indonesia paling banyak mengekspor CPO dan turunannya ke RRT senilai USD 591,57 juta, Pakistan USD 454,47 juta, India USD 273,97 juta, dan Bangladesh USD 163,75 juta.


Menurut Mendag pembelian CPO dari RRT ini tidak akan mengganggu stok bahan baku minyak goreng di dalam negeri sehingga kebutuhan minyak goreng tidak akan terganggu. Dengan stok yang melimpah, harga minyak goreng juga akan tetap stabil sesuai HET Rp14.000/liter.


“Saya menjamin bahwa harga minyak goreng tidak akan naik dan akan tetap stabil. Saat ini stok bahan baku minyak goreng sangat melimpah. Tangki-tangki CPO di dalam negeri masih penuh,” jelasnya.


Ditegaskan kembali Mendag Zulkifli Hasan, skema DMO dan DPO masih tetap dipertahankan untuk menjamin suplai bahan baku minyak goreng ini tetap stabil. Stabilitas stok bahan baku ini bertujuan menjaga harga minyak goreng curah dan kemasan premium di dalam negeri tetap terjangkau dan tetap stabil.


“Skema DMO dan DPO akan kami longgarkan setelah semua produsen minyak goreng dan industri CPO berkomitmen menjamin bahan baku minyak goreng tetap ada secara kontinu,” ujarnya.(fj)