EmitenNews.com - Pemerintah memperluas jangkauan layanan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) hingga ke komunitas dan perkantoran. Skema baru ini memungkinkan klinik swasta, komunitas, hingga perusahaan menjadi penyelenggara CKG. Saat ini, program CKG yang mayoritas masih terpusat di Puskesmas, baru mampu menyasar sekitar 500 pasien per hari atau kurang lebih 2,5 juta pasien dalam seminggu.

Menurut Chief Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan, Setiaji, perluasan dilakukan untuk mengejar target peserta CKG yang masif. Saat ini, program CKG yang mayoritas masih terpusat di Puskesmas, baru mampu menyasar sekitar 500 pasien per hari atau kurang lebih 2,5 juta pasien dalam seminggu.

"Sebulan ya berarti 10 jutaan. Untuk mengejar sampai dengan 100 juta, Menteri bersama jajarannya sudah melakukan beberapa program menggandeng komunitas," ujar Setiaji, kepada wartawan di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Kemenkes tengah menggandeng berbagai pihak, termasuk klinik swasta dan komunitas, untuk membuka layanan CKG. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk datang langsung ke lokasi-lokasi tersebut.

Kemenkes sudah menyiapkan sistemnya. Saat ini sedang uji coba. Dengan begitu komunitas ataupun kantor dan lain sebagainya bisa buka layanan CKG. 

Penting diketahui, inisiatif perluasan layanan ini dirancang menyerupai sentra-sentra vaksinasi COVID-19 yang pernah diselenggarakan. Sentra CKG tidak hanya terbatas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas.

"Kalau sekarang kan hanya bisa di puskesmas. Termasuk di komunitas itu artinya misalnya ada kalau aplikasi Halodoc mau membuka pemeriksaan CKG, dimungkinkan.

Perkantoran juga menjadi salah satu sasaran perluasan layanan CKG ini. Perusahaan yang memiliki klinik internal, seperti yang dicontohkan Setiaji pada kantor Pertamina, juga dapat menyelenggarakan CKG.

Selain itu, Kemenkes membuka peluang skema "jemput bola" melalui aktivasi komunitas di tempat-tempat keramaian atau acara tertentu. Misalnya, di mall, atau pusat perbelanjaan, atau di tempat-tempat yang memang perlu.

Meski pemeriksaan CKG saat ini lebih kompleks dibandingkan vaksinasi karena mencakup tes darah dan pemeriksaan lain, program ini tetap dapat diselenggarakan di lokasi nonklinis seperti bandara dengan paket pemeriksaan yang sederhana.

Program perluasan layanan cek kesehatan gratis ini sebenarnya sudah mulai dilakukan secara bertahap dan kini didorong untuk lebih masif. Di bandara juga bisa dilakukan CKG, dengan paket yang sederhana.

Program ini bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia

Seperti diketahui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai kado ulang tahun dari negara kepada masyarakat dimulai pada 10 Februari 2025. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah.

Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas dr. Maria Endang Sumiwi mengatakan program CKG hadir sebagai upaya preventif terhadap berbagai penyakit yang banyak terjadi di Indonesia.

“Program cek kesehatan gratis ini diharapkan bisa memberikan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari bayi hingga lansia. Pemeriksaan kesehatan ini akan membantu masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya,” ujar dr. Endang dalam konferensi pers, di gedung Kemenkes, Jakarta, pada Jumat (7/2/2025).

Pemeriksaan kesehatan ini mencakup berbagai jenis penyakit yang bisa dicegah melalui deteksi dini. Program ini juga menjawab kebutuhan mendesak terkait tingginya angka kematian akibat penyakit yang seharusnya bisa dicegah.

“Kami telah memetakan beban penyakit berdasarkan siklus hidup masyarakat Indonesia, mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa, hingga lansia,” tambah dr. Endang.