EmitenNews.com - Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menuntaskan akuisisi Petrosea (PTRO). Itu dilakukan melalui anak usaha perseroan Kreasi Jaya Persada (KJP). Transaksi telah dirampungkan pada 16 Februari 2024. 

KJP menyelesaikan pembelian 342.925.700 saham milik PT Caraka Reksa Optima (CRO) di Petrosea. Pencaplokan saham sebanyak itu, mewakili 34 persen dari modal disetor dan ditempatkan dalam Petrosea. Dengan begitu, KJP kini menjadi pemegang saham pengendali baru Petrosea. 

”Tujuan dari pengendalian untuk menambah aset perseroan, memperluas jaringan usaha, bagian dari rencana pengembangan usaha jangka panjang untuk menjadi perusahaan pertambangan, dan jasa pertambangan terintegrasi,” tegas Robertus Maylando Siahaya, Corporate Secretary Petrindo. 

Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) mendapat restu investor mencaplok Petrosea (PTRO). Persetujuan pemodal itu, didapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) emiten Prajogo Pangestu tersebut pada 12 Februari 2024, di Jakarta.

Seperti disampaikan manajemen dalam rapat akbar itu, proyeksi nilai total aset Petrindo setelah akuisisi Petrosea akan berada di angka Rp13,4 triliun. Melejit 482 persen dari episode sebelum akuisisi senilai Rp2.3 triliun. Selain itu, total ekuitas akan bertambah menjadi Rp4,5 triliun dari semula Rp1,8 triliun. Total liabilitas juga melonjak menjadi Rp8,9 triliun.

Para pemegang saham dalam rapat akbar itu, menyetujui pembelian 342.925.700 juta lembar atau mewakili 34 persen kepemilikan saham Petrosea melalui PT Caraka Reksa Optima (CRO). Akuisisi itu, akan dilakukan melalui anak usaha Petrindo yaitu PT Kreasi Jaya Persada (KJP). Setelah akuisisi tuntas, Petrindo akan menjadi pengendali tunggal Petrosea.

Michael, Direktur Utama Petrindo, menyebut akuisisi tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, dengan tujuan menambah aset perusahaan, pengembangan usaha jangka panjang grup menjadi perusahaan pertambangan, dan jasa pertambangan terintegrasi.

“Rencana transaksi akuisisi tersebut diharap dapat mendongkrak kinerja operasional menjadi lebih efisien, efektif dengan mengintegrasikan operasi, dan memperkuat portofolio bisnis sektor pertambangan batubara, emas, nikel, gas, dan infrastruktur telah beroperasi penuh,” tutur Michael.

Selanjutnya, laba usaha dan laba neto milik Petrindo juga meningkat setelah konsolidasi per 30 September 2023. Laba usaha menjadi Rp501 miliar, dan laba neto menjadi Rp460 miliar. Rapat juga mengukuhkan direksi baru Petrindo, Kartika Hendrawan menjadi Chief Financial Officer (CFO). 

Sebelum bergabung dengan Petrindo, Kartika Hendrawan merupakan CFO dari Sirclo/ORAMI. Ia juga pernah menjadi Investment Director PT Eastspring Investments Indonesia. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT BNI Modal Ventura. (*)