EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat PT Global Mediacom (BMTR), obligasi berkelanjutan I Tahun 2017, dan obligasi berkelanjutan II Tahun 2020-2021 menjadi idA+. Selain itu, juga mengerek rating sukuk ijarah berkelanjutan I Tahun 2017, dan sukuk ijarah Berkelanjutan II Tahun 2020-2021 menjadi idA+(sy). Prospek peringkat perusahaan stabil.


Kenaikan peringkat itu, dipicu perbaikan profil keuangan, terutama struktur permodalan, dan proteksi arus kas. Itu seiring usaha penurunan utang, pendapatan lebih kuat dari bisnis media berbasis iklan, dan konten. Perusahaan berencana melunasi obligasi berkelanjutan I Tahun 2017 Tahap 1 Seri A sejumlah Rp804,8 miliar, dan sukuk ijarah berkelanjutan I Tahun 2017 Seri A senilai Rp213,05 miliar. Sumber dana pelunasan surat utang itu, akan jatuh tempo pada 7 Juli 2022 itu, dari hasil aksi korporasi perusahaan pada kuartal II-2022.  


Obligor berperingkat idA memiliki kemampuan kuat memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meski begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan, dan kondisi ekonomi dibanding obligor berperingkat lebih tinggi. Tanda tambah (+) menunjukkan peringkat relatif kuat, dan di atas rata-rata kategori bersangkutan. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip syariah. 


Peringkat itu, mencerminkan kepemilikan mayoritas Global Mediacom pada perusahaan-perusahaan media terbesar, dan terkemuka Indonesia, beragam jasa layanan media disediakan entitas-entitas anak, dan profitabilitas operasional baik. Peringkat dibatasi akses tidak langsung terhadap arus kas operasional, paparan terhadap surat utang bertenor jangka pendek, volatilitas mata uang asing, dan persaingan ketat industri media. 


Peringkat dapat dinaikkan kalau Global Mediacom dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendapatan dividen dari entitas-entitas anak dengan menghasilkan arus kas sendiri berulang secara berkelanjutan, dan memperbaiki profil kreditnya dengan mengurangi utang. Peringkat akan diturunkan kalau Global Mediacom, dan/atau entitas-entitas anak, memiliki utang lebih besar dari proyeksi.


Itu karena ada rencana belanja modal signifikan dan/atau rencana akuisisi, yang menyebabkan rasio debt to EBITDA lebih dari 3x dan rasio funds from operation to debt kurang dari 25 persen secara berkelanjutan, dan/atau kalau arus kas dari entitas-entitas anak utama turun karena pelemahan profil kredit mereka secara berkelanjutan. 


Global Mediacom, perusahaan induk dengan entitas-entitas anak utama bergerak dalam bisnis media berbasis konten, iklan, pelanggan, dan online. Pada 31 Desember 2021, pemegang saham terdiri dari PT MNC Investama 45,75 persen, manajemen 0,50 persen, dan masyarakat 53,75 persen, masing-masing di bawah 5 persen. (*)