EmitenNews.com - Pertanian salah satu sektor yang mendukung peningkatan perekonomian di negeri ini. Salah satu sektor tersebut komoditas hortikultura yang dibutuhkan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) bersama Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan berkolaborasi melakukan pembinaan UMKM di wilayah Puncak Dua. Fokusnya, pembinaan UMKM pertanian hortikultura.


Pembinaan UMKM di Puncak Dua ini merupakan upaya perluasan program pembinaan yang dilakukan YDBA sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa. YDBA terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global yang diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi UMKM yang juga turut menciptakan lapangan pekerjaan. Hal tersebut juga sejalan dengan program Astra, yaitu Desa Sejahtera Astra (DSA), program pengembangan ekonomi desa yang berfokus pada pengembangan produk unggulan desa.


Hal ini sejalan dengan program PIP sebagai Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Keuangan yang menjalankan mandat sebagai koordinator pendanaan di bidang UMKM dan saat ini fokus dalam pembiayaan Ultra Mikro (UMi) bagi para pelaku usaha ultra mikro. Untuk menunjang scaling-up atau peningkatan usaha para debiturnya, PIP juga melakukan program pemberdayaan dan pendampingan usaha bagi pelaku UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, melengkapi dari sisi legalitas dan membantu pemasaran.


Program pembinaan UMKM pertanian hortikultura ini dirilis pada 31 Oktober 2022, ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama antara YDBA yang diwakili oleh Ketua Pengurus, Sigit P. Kumala; PIP yang diwakili oleh Direktur Kerjasama Pendanaan dan Pembiayaan, Muhammad Yusuf serta perwakilan petani di wilayah Puncak Dua, Elan dan disaksikan secara virtual oleh Direktur Utama PIP, Ririn Kadariyah dan secara langsung oleh offtaker petani binaan, Budiarto.


Turut hadir dalam kegiatan secara offline, yaitu Sekretaris Pengurus YDBA, Ida R. M. Sigalingging dan Bendahara Pengurus YDBA, Handoko Pranoto, Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Karya Baitul Mandiri, Novan Rahayu sebagai penyalur pembiayaan UMi bagi para petani Desa Sukawangi, Puncak Dua, Bogor.


Program pembinaan UMKM pertanian hortikultura ini melibatkan 20 petani yang telah mengikuti program pembinaan dasar pemberdayaan UMKM Hortikultura sejak Agustus-Oktober 2022. Program dasar tersebut antara lain Pelatihan Basic Mentality, Pelatihan & Pendampingan Pembukuan Sederhana serta pelatihan Teknis Sarana dan Prasarana Pertanian.


Dalam kegiatan ini, para petani yang telah mengikuti program dasar pembinaan tersebut sangat antusias dan turut memperlihatkan progres setelah mengikuti program dasar, seperti pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) sebagai pestisida organik untuk hama yang berdampak pada penurunan biaya pengeluaran petani hingga 70%.


Ketua Pengurus YDBA, Sigit P. Kumala dalam kegiatan launching ini menyampaikan, semangat dan antusiasme para petani tersebut menjadi langkah awal yang baik untuk para petani mengikuti program pembinaan selanjutnya yang fokus pada peningkatan quality, cost, delivery (QCD), penguatan komoditas produk & komunitas, menjalankan pola sistem organik hingga nantinya bisa mendapatkan sertifikasi organik dan mencapai kemandirian secara utuh.


Sigit juga berharap antusiasme, semangat dan optimisme para petani dalam mengikuti program pembinaan ini tetap konsisten dan tumbuh, sehingga program pembinaan selanjutnya dapat berjalan efektif dan mendukung peningkatan kompetensi yang diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi di wilayah Puncak Dua serta mendukung kemajuan dan pertumbuhan pertanian di Indonesia.


Direktur Utama PIP, Ririn Kadariyah dalam kegiatan ini berharap program ini dapat menjadi percontohan community based development yang dapat dilakukan di daerah lain di Indonesia dengan komoditas unggulan lainnya. Ririn percaya bahwa melalui penyediaan pembiayaan modal kerja dalam bentuk pembiayaan UMi bisa melayani 17 juta petani yang belum mendapatkan pembiayaan (Susenas 2021).


Pembiayaan UMi yang dilengkapi program pemberdayaan UMKM seperti ini diyakini dapat meningkatkan kapasitas usaha dan taraf hidup para petani yang tercermin pada indeks Nilai Tukar Petani (NTP), dan pada tataran makro berkontribusi dalam penyediaan kebutuhan pangan nasional.


Dalam kegiatan launching ini juga, salah seorang perwakilan petani binaan di Puncak Dua, Miptahudin menyampaikan, sebelum YDBA dan PIP masuk ke wilayahnya, para petani melakukan budidaya secara tradisional, menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis yang dibeli di toko. Mereka juga bertani secara mandiri dan tidak pernah berkelompok.


Setelah mengikuti program pembinaan, mereka menyadari pentingnya mentalitas dasar dalam menjalankan bisnis sebagai petani, bahkan saat ini mereka mampu membuat MOL sebagai pupuk organik dalam budidayanya. Miptahudin mewakili petani di Puncak Dua juga menyampaikan harapan ke depan dari program pembinaan ini. Mereka berharap program pembinaan dapat terus meningkatkan kompetensi dalam budidaya pertanian organik, menjadikan kelompok tani yang mandiri dan memiliki generasi, meningkatkan hasil serta mengurangi biaya dalam budidaya serta menjadikan pertanian hortikultura di wilayahnya sebagai sentra produk sayuran sehat. (Eko Hilman). ***