EmitenNews.com - Koordinasi, kolaborasi lintas sektoral, dan sosialisasi kebijakan masif menjadi kunci sukses mudik sehat dan aman. Itu penting mengingat jumlah pemudik tahun ini melonjak 56 persen menjadi 193,6 juta dari tahun lalu 124 juta. 

Artinya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak bisa bekerja sendirian. Kemenhub perlu berkoordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan, seperti Polri, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), pemda, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BUMN, hingga swasta. 

Dengan begitu, diharapkan arus mudik dan balik bisa berjalan lancar, aman, nyaman, dan jumlah kecelakaan bisa ditekan. Pada musim mudik Lebaran 2023, korban luka berat mencapai 186 orang, sedang korban meninggal 189 orang. Dari sisi pemudik, juga perlu mempersiapkan perjalanan dengan baik. 

Ada tiga poin penting perlu diperhatikan, yakni aspek kendaraan, pengemudi, dan manajemen perjalanan. Itu mencuat dalam diskusi Merajut Kebersamaan Lewat Mudik Sehat garapan Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) di Jakarta, Kamis (28/3/2024). Hadir sebagai pembicara Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Kemenhub Iswandi, dan Training Director sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu. 

Diskusi dipandu Koordinator Jarak Aman Edo Rusyanto. Iswandi menuturkan, daerah asal perjalanan mudik terbanyak pada Lebaran 2024 Jawa Timur 16,17 persen, diikuti Jabodetabek 14,68 persen, Jawa Tengah 13,48 persen, Jawa Barat 11,17 persen, dan Suamtera Utara 5,5 persen. 

Adapun daerah tujuan perjalanan terbanyak, Jawa Tengah 31,8 persen, lalu Jawa Timur 19,44 persen, Jawa Barat 16,59 persen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 6,06 persen. Kereta api menjadi moda transportasi pilihan terbanyak musim mudik tahun ini. tercatat 39,3 juta pemudik atau 20,3 persen memilih kereta api, diikuti bus 37,51 juta atau 19,37 persen, mobil pribadi 35,4 juta alias 18,29 persen, sepeda motor 31,12 juta setara 18,29 persen, dan mobil sewa 11,64 juta selevel 6,01 persen. 

Nah, dari kalkulasi Kemenhub, Iswandi menuturkan, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 Lebaran atau 8 April 2024, dengan porsi 13,74 persen atau setara 26,6 juta pergerakan. Puncak arus balik diprediksi terjadi H+3 Lebaran atau Minggu 14 April 2024 dengan porsi 21,16 persen atau setara 40,99 juta pergerakan. ”Pilihan jalur mobil terbanyak via Tol Trans Jawa 31,3 persen atau 11,1 juta pergerakan, sedang sepeda motor via jalan arteri 33,2 persen atau 10,35 juta pergerakan," ucap Iswandi. 

Dia mencatat, selama musim mudik 2024, jumlah bus beroperasi mencapai 30.361 unit, kapal penyeberangan 213 unit, pesawat 420 unit, kapal penumpang 26 unit, kapal perintis 107 unit, kapal swasta 1.208 unit, dan kereta api antarkota 431 unit. Pembatasan operasional kendaraan angkutan barang di jalan tol, dan nontol akan dimulai 5-16 April 2024. 

Kemudian, kebijakan one way akan diberlakukan pada 5-9 April 2024 dari km 72 hingga km 414. Selanjutnya, contraflow diberlakukan 5-11 April dari km 36 hingga km 72. Ganjil genap akan berlaku 5-9 April 2024 dari km 0 hingga km 414. Untuk arus balik, one way akan diterapkan pada 12-16 April dari km 414 hingga km 72, contraflow 12-16 April dari km 72-km 36, dan ganjil genap 12-16 April 2024 dari km 414 hingga km 0. "Patut dicatat, manajemen rekayasa lalu lintas dan kebutuhan lalu lintas bersifat situasional, berdasarkan pertimbangan dari Polri," ungkap Iswandi. 

Manajemen Perjalanan Jusri Pulubuhu menyatakan, ada beberapa hal perlu diperhatikan para pemudik menggunakan mobil. Pertama, masalah barang. "Pastikan barang tidak menyita ruang, memicu ketertarikan orang untuk mencuri saat berhenti di rest area, dan menambah beban kerja mobil," kata dia. 

Dia juga menyarankan pemudik tidak menaruh barang di atas mobil. Alasannya, ini bisa mengganggu stabilitas mobil dan membuat boros bahan bakar. Dia menyebut waktu ideal keberangkatan mudik adalah selepas subuh, karena kemampuan fisik dalam keadaan prima. Pemudik juga harus melakukan beberapa persiapan. 

Contohnya, olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tidur cukup, mengatur pola makan, dan gunakan pakaian yang nyaman. "Jangan lupa sediakan waktu istirahat maksimal setiap dua jam sekali. Lalu, minimal tidur setelah mengemudi 6 jam," kata dia. 

Edo Rusyanto menyatakan, negara harus hadir untuk menjamin keselamatan masyarakat saat mudik. Konkretnya, sinergi antarlembaga harus lebih diperkuat. "Dengan sinergi yang solid di stakeholder, diharapkan bisa menekan kecelakaan lalu lintas jalan," tegas Edo. (*)