EmitenNews.com - PT Sunindo Pratama Tbk (IDX : SUNI) mencatatkan Pendapatan sebesar Rp540 miliar serta Laba Komprehensif sebesar Rp73 miliar pada tahun 2022, meningkat sebesar masing-masing 70% (YoY) dan 153% (YoY) dibandingkan tahun 2021.

 

Peningkatan Pendapatan dan Laba Komprehensif tersebut terutama didorong oleh harga minyak dunia yang menunjukkan trend peningkatan sepanjang tahun 2022 akibat krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia serta pemulihan ekonomi setelah pandemi covid-19.

 

Sejak awal tahun 2022, harga minyak dunia terus melonjak dan bahkan cukup lama bertahan di atas US$100 per barel. Pada akhir Januari (31/1), harga minyak Brent tercatat sebesar US$89,26 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$86,49 per barel.

 

Harga minyak pada awal tahun 2022 tercatat cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya terutama akibat aktivitas perekonomian yang mulai pulih yang berdampak pada peningkatan permintaan minyak. Peningkatan harga minyak turut berimbas kepada meningkatnya penjualan produk dan jasa Perseroan terutama pipa OCTG yang melonjak 61% (YoY) menjadi Rp 435 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 271 miliar pada tahun 2021.

 

Sementara produk dan jasa diluar pipa OCTG juga meningkat sebesar 128% (YoY) menjadi Rp 105 milyar dari sebelumnya Rp 46 milyar pada tahun 2021. Pada tahun 2022 Perseroan juga berhasil meningkatkan produksinya sehingga berhasil meningkatkan penjualan ekspor, yang pada tahun 2022 memberikan kontribusi sebesar 6,3% dari total pendapatan Perseroan pada tahun 2022.

 

Sebagai imbas dari kenaikan Pendapatan dan Laba Komprehensif Perseroan sepanjang tahun 2022, total aset Perseroan mengalami peningkatan sebesar 22% (YoY) menjadi Rp 532 miliar pada akhir Desember 2022 dibandingkan dengan Rp 437 miliar di tahun 2021.

 

Total Liabilitas Perseroan meningkat sebesar 16% (YoY) menjadi Rp 151 miliar pada akhir Desember 2022 dibandingkan dengan Rp 130 miliar pada tahun 2021. Di sisi lain, total Ekuitas Perseroan pada akhir Desember 2022 meningkat sebesar 24% (YoY) menjadi Rp 381 miliar dari sebelumnya Rp 308 miliar pada tahun 2021.