EmitenNews.com -Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sepanjang periode enam bulan pertama tahun 2023 membukukan laba bersih senilai Rp1,52 triliun atau turun 6,6 persen dibandingkan periode sam tahun 2022 yang tercatat Rp1,63 triliun.  

 

Penurunan ini disebabkan oleh kondisi pasar yang menantang. Merujuk data laporan keuangan KLBF yang dikutip, Kamis (3/8/2023) disebutkan, penjualan bersih Rp 15,17 triliun, naik9,4%yoy. Divisi obat resepmenyumbang sekitar 25% atau setara Rp 3,47 triliun. Sektor ini juga mencatatpertumbuhan sebesar 28,99% yoy.

 

Di sisi lain, divisi nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,75 triliun di semester pertama 2023. Lalu, divisi distribusi & logistik berkontribusi Rp 5,31 triliun, atau sekitar 35% terhadap total penjualan bersih Kalbe.

 

Kontras, pendapatan divisi produk kesehatan turun 4,2% yoy menjadi Rp 1,71 triliun. Divisi ini menyumbang 13,5% terhadap total penjualan bersih Kalbe.

 

"Hal ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan," sebagaimana ditulis dalam keterangan resmi Kalbe, pada Rabu, (2/8/2023).

 

Sejalan dengan perubahan pola belanja konsumen dan daya beli masyarakat, Kalbe merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2023 menjadi sekitar 8%-10% dan tetap tumbuh di atas pasar. Di samping itu, proyeksi pertumbuhan laba bersih per saham adalah sekitar 0%-1%.

 

"Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis finansial dan geopolitik global, Perseroan berkomitmen untuk menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku melalui pengelolaan harga dan portofolio," tambahnya.

 

Oleh karena itu, Kalbe Farma mempertahankan anggaran belanja modal maksimum sebesar Rp 1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%- 55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.