EmitenNews.com - Bank Tabungan Negara (BBTN) per 31 Maret 2023 menyalurkan kredit dan pembiayaan nyaris Rp300 triliun. Menanjak 8,16 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp277,13 triliun. Hebatnya, hasil itu digapai di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global.


”Kami optimistis hingga akhir pengujung 2023, perseroan mampu meningkatkan kinerja sesuai target yang telah ditetapkan,” tutur Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama Bank BTN di Jakarta, Rabu (26/4).


Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan sepanjang kuartal pertama 2023. Penyaluran kredit perumahan hingga akhir Maret 2023 mencapai Rp264,57 triliun. Nah, dari jumlah itu, KPR Subsidi mendominasi dengan nilai Rp148,65 triliun, tumbuh 10,90 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp134,04 triliun. 


Sedang KPR Non-subsidi tumbuh 5,37 persen menjadi Rp88,81 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp84,28 triliun. ”Kami pacu kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Oleh karena itu, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,54 persen lebih rendah dari sebelumnya di kisaran 3,6 persen,” imbuh Nixon.


Sisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp319,60 triliun atau naik 10,01 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp290,53 triliun. Nah, dari jumlah tersebut koleksi dana murah atau CASA mencapai Rp166,80 triliun naik 30,05 persen dibanding akhir Maret 2022 sebesar Rp128,26 triliun. Laba bersih Bank BTN berhasil tumbuh menjadi Rp801 miliar. Total aset naik 9,25 persen menjadi Rp401,50 triliun dibanding periode sama akhir Maret 2022 sebesar Rp367,51 triliun.


Kinerja positif itu, menandakan sukses transformasi seperti sentralisasi proses kredit, dan digitalisasi berdampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar, dan produktivitas karyawan. “Transformasi, dukungan pemerintah, dan stakeholder bisnis pembiayaan perumahaan, berperan aktif mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah, dan memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial,” ulas Nixon. 


Menghadapi tantangan dinamika makro, dan adaptasi digitalisasi bisnis, Bank BTN telah menyusun empat fokus area strategi sepanjang 2023. Fokus pertama yakni rencana bisnis kredit akan mengoptimalkan porsi program perumahan nasional dengan target penyaluran KPR Subsidi 171.200 unit, mengembangkan produk, dan skema KPR menyasar milenial, menarget penyaluran KPR Non-subsidi 54.500 unit, dan mengembangkan bisnis UMKM dengan mengoptimalkan porsi Bank BTN pada penyaluran KUR.


Fokus kedua, rencana bisnis pendanaan dengan menarget akuisisi payroll nasabah lembaga untuk meningkatkan DPK ritel, mengembangkan bisnis wholesale banking sebagai sumber pertumbuhan CASA, fee based income, dan merekomposisi wholesale funding untuk menurunkan blended cost of fund.


Fokus ketiga, pengembangan digital banking dengan mengembangkan ekosistem perumahan berbasis digital seperti aplikasi BTN Properti, BTN Properti for Developer, Smart Residence, eMitra, dan meningkatkan transaksi digital melalui launching BTN Mobile. Fokus keempat menjadi enabler melalui sentralisasi proses back-end untuk meningkatkan efisiensi operasional (cash center, accounting and procurement), dan melanjutkan perbaikan proses perkreditan, terutama segmen komersial, dan UMKM. ”Pasca-pandemi, tren digitalisasi tetap tinggi dengan fokus area pada fleksibilitas, kecepatan, dan keamanan,” tegas Nixon.


Sementara itu, laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN (BTN Syariah) tumbuh 40 persen menjadi Rp105,15 miliar dari periode sama tahun lalu Rp75,41 miliar. Itu didukung pertumbuhan bisnis stabil. Pembiayaan syariah tumbuh 15,52 persen menjadi Rp32,63 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp28,24 triliun. 


Sedang total DPK berhasil dihimpun BTN Syariah sepanjang kuartal I-2023 mencapai Rp35,63 triliun. Menanjak 27,29 persen  dibanding periode sama tahun lalu Rp27,99 triliun. Dengan capaian itu, aset BTN Syariah tumbuh 24,53 persen menjadi Rp46,52 triliun dibanding periode sama tahun lalu sejumlah Rp37,35 triliun. (*)