EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,30 persen menjadi 8.092. Indeks sempat dibuka menguat sebelum akhirnya mayoritas bergerak di teritori negatif sepanjang perdagangan. Koreksi harga komoditas emas menjadi pendorong profit taking pada saham-saham berbasis komoditas emas. 

Selain itu, koreksi beberapa saham bluechips dengan kapitalisasi pasar besar, dan koreksi berlanjut beberapa saham konglomerasi juga membebani indeks. Saham sektor industrial mengalami koreksi terbesar, dan saham sektor properti membukukan penguatan terbesar. Di sisi lain, mayoritas indeks bursa Asia juga ditutup melemah.

Nah, dari pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan PM Jepang Takaichi disepakati perjanjian kerangka kerja untuk mengamankan pasokan mineral tanah jarang. Selain itu, Jepang akan menawarkan paket investasi AS berdasar kesepakatan tahun ini senilai USD550 miliar.

Termasuk pembuatan kapal, peningkatan pembelian kedelai AS, gas alam, dan truk pick up. Secara teknikal, histogram negatif MACD kembali melebar dan stochastic RSI berlanjut mengarah ke bawah area pivot. Volume jual masih mendominasi diperkuat oleh garis A/D menunjukkan adanya distribusi. 

Indeks di bawah MA5, MA20, dan mendekati level MA50 8.010. Indeks menuju lower band mengindikasikan fase konsolidasi melemah. Sehingga diperkirakan indeks berpotensi menguji level psikologis 8.000, dan jika break low indeks berpotensi menuju ke area support 7.850. 

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Mayora (MYOR), London Sumatera (LSIP), Elang Mahkota alias Emtek (EMTK), Triputra Agro (TAPG), dan Merdeka Battery (MBMA). (*)