EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu ditutup menguat 0,46 persen menjadi 8.660.5. Itu setelah sempat bergerak melemah awal sesi. Indeks rebound setelah sehari sebelumnya mengalami koreksi akibat profit taking. 

Sektor basic material membukukan kenaikan terbesar, dan saham sektor teknologi mencatat koreksi paling besar. Rupiah kembali ditutup menguat di level Rp16.646 per dolar Amerika Serikat (USD). Secara teknikal, terjadi pelebaran histogram negatif MACD. 

Di lain pihak, pelemahan Stochastic RSI mulai melandai, dan mendekati level oversold. Indeks masih di bawah level MA5. Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi mengalami konsolidasi pada kisaran level 8.550-8.700 pekan depan.

Pekan ini investor akan mencermati data nonfarm payrolls AS Oktober dan November, tertunda akibat government shutdown beberapa waktu lalu. Itu  merupakan data pasar tenaga kerja AS dicermati the Fed. Investor domestik menanti hasil RDG Bank Indonesia, dan pertumbuhan kredit perbankan.  

Mayoritas indeks bursa Asia juga ditutup menguat. Pertemuan perencanaan ekonomi tahunan Tiongkok menegaskan dukungan terhadap ekonomi tahun depan, termasuk meningkatkan konsumsi, dan menyetabilkan sektor properti. Tiongkok fokus penguatan teknologi sebagai prioritas utama selama lima tahun mendatang.

Berdasar data dan fakta tersebut, PHintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk menjala sejumlah saham berikut sebagai bahan investasi. Yaitu, Indika Energy (INDY), Barito Pacific (BRPT), Timah (TINS), Medco Energy (MEDC), Indah Kiat (INKP), dan Merdeka Gold (MDKA). (*)