EmitenNews.com - Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sepanjang 2023 meraih laba bersih Rp60,43 triliun. Melonjak 17,55 persen dari periode sama akhir 2022 sebesar Rp51,41 triliun. Untuk bank only, laba BRI mencapai Rp53,15 triliun, naik 11,12 persen secara tahunan alias year on year (yoy) dari posisi sama tahun sebelumnya Rp47,83 triliun. 

Lompatan laba bersih itu, didorong peningkatan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) 8,5 persen yoy. Pendapatan naik menjadi Rp135,18 triliun dibanding periode sama 2022 sebesar Rp124,6 triliun. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income naik 10,34 persen menjadi Rp20,74 triliun, dari periode sama 2022 senilai Rp18,79 triliun. 

Pendapatan lain naik 16,48 persen menjadi Rp28,94 triliun dari episode sama 2022 sebesar Rp24,84 triliun. Rasio pinjaman terhadap simpanan alias loan deposit ratio (LDR) 84,2 persen. Sebagai catatan, LDR konsolidasi hanya dari BRI dan Raya. BRI juga mencatat lonjakan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) 4 basis points (bps) menjadi 6,84 persen pada 2023, dibanding periode sama 2022 yaitu 6,8 persen.

BRI menyalurkan kredit Rp1.197,75 triliun, kemudian pinjaman syariah secara konsolidasi Rp13,67 triliun, dan piutang pembiayaan Rp55 triliun. Total kredit dan pembiayaan BRI menjadi Rp1.266,43 triliun, naik 11,18 persen yoy. Aset melejit 5,33 persen menjadi Rp1.965 triliun dibanding akhir 2022 Rp1.865,64 triliun. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BRI 3,12 persen, dan NPL nett BRI tercatat 0,76 persen. 

BRI meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp1.358,33 triliun, naik 3,86 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) BRI Rp874,07 triliun atau 64,35 persen dari total DPK. Merespons kinerja apik itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan faktor pendorong capaian laba Rp60,4 triliun.

”Pertumbuhan laba perseroan itu, karena BRI dikelola secara profesional dengan mengedepankan prinsip-prinsip GCG secara benar," tutur Sunarso, dalam konferensi pers kinerja keuangan BRI 2023 pada Rabu (31/1/2024).

Sunarso melanjutkan pertumbuhan kredit BRI di atas industri perbankan nasional sebesar 10,4 persen yoy pada periode sama. Segmen UMKM menjadi mayoritas penyaluran kredit BRI dengan porsi 84,4 persen atau Rp1.068,7 triliun. Pertumbuhan kredit double digit itu, berdampak positif terhadap pendapatan bunga tercatat Rp188,1 triliun atau naik 16,9 persen.

Pengelolaan fungsi intermediasi positif juga tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) BRI 2,95 persen. ”NPL di bawah 3 persen menunjukkan concern, dan hati-hati mengelola kredit dengan risk management baik dan benar," ucapnya. (*)