EmitenNews.com - PT Adaro Energy Indonesia (ADRO) kuartal I-2022 membukukan laba bersih USD400,07 juta atau sekitar Rp5,71 triliun. Laba bersih itu, menanjak 457,61 persen dari periode sama 2021 di level USD71,75 juta atau Rp1,02 triliun.


Adaro menoreh pendapatan USD1,22 miliar atau sekitar Rp17,48 triliun. Pendapatan itu, surplus 77 persen dari edisi sama 2021 sekitar USD691,97 juta atau setara Rp9,88 triliun. Selain itu, Adaro juga sukses mempertahankan marjin EBITDA operasional kuat sebesar 62 persen.


Penjualan batu bara pada kuartal I-2022 turun 3 persen menjadi 12,20 juta ton, dan produksi batu bara menukik 6 persen ke posisi 12,15 juta ton. Itu menyusul hujan lebat mempengaruhi aktivitas penambangan pada kuartal tersebut. Meski begitu, pendapatan usaha bersih melambung 77 persen menjadi USD1,22 miliar dari periode sama 2021 setara USD692 juta.


Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir mengaku perusahaan tetap mengutamakan efisiensi, dan keunggulan operasional. Senantiasa menjadi mitra dapat diandalkan para pelanggan maupun pemangku kepentingan lain. ”Profitabilitas perseroan karena kenaikan harga batu bara, ditambah keunggulan operasional, membawa keuntungan bagi Adaro,” ucap Boy Thohir, sapaan akrab Garibaldi Thohir. 


Adaro Energy membukukan Ebitda operasional USD755 juta, dan laba inti periode ini mencapai USD484 juta alias bertambah 341 persen. Laba inti tidak termasuk komponen non-operasional setelah pajak sehingga mencerminkan kinerja tanpa efek akuntansi. Adaro Energy juga menghasilkan USD352 juta arus kas bebas, naik 237 persen. ”Kami akan terus fokus pada keunggulan operasional, dan berdisiplin dalam biaya maupun penggunaan modal,” imbuhnya. (*)