EmitenNews.com - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten produsen logam dasar di Indonesia, optimis akan mampu mendongkrak pendapatan di tahun 2023.

 

Optimisme tersebut sejalan dengan upaya Perseroan untuk terus mengejar pengoperasian pabrik smelter konsentrat timbal berkapasitas 40.000 ton yang sedang dibangun, pada akhir tahun ini.

 

Penyusutan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan tersebut telah menjadikan tahun 2022 penuh tantangan.

 

Oleh karena itu, Perseroan akan fokus untuk mengupayakan peningkatan penjualan tahun depan. Selain smelter konsentrat timbal yang sedang dikejar untuk bisa beroperasi akhir tahun ini, ZINC juga sedang membangun pabrik smelter seng berkapasitas 83.000 ton konsentrat seng yang diharapkan bisa beroperasi di tahun 2023.

 

"Tahun ini banyak variabel di luar kendali kita yang sangat berpengaruh terhadap kinerja Perseroan, seperti kenaikan harga energi, resesi dan penyusutan ekonomi global, serta naiknya laju inflasi.

 

Untuk itu, kita akan memfokuskan upaya untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi kinerja pada tahun 2023," kata Direktur ZINC, Evelyne Kioe dalam siaran pers (2/12).

 

Sementara itu, di kuartal III 2022 ini ZINC membukukan laba bersih Rp12,95 miliar, turun 80% dari Rp65,45 miliar pada periode yang sama tahun 2021. Turunnya laba bersih tersebut terjadi karena penjualan Perseroan turun 11% YoY menjadi Rp551,81 miliar dari Rp612,59 miliar pada periode sebelumnya.

 

Salah satu penyebab turunnya penjualan dan laba bersih Perseroan tersebut adalah harga komoditas yang cenderung turun karena peningkatan suku bunga dari Amerika Serikat.

 

Selain itu, juga adanya kenaikan biaya yang signifikan akibat harga solar industri yang meningkat 100%. Medan yang berat membutuhkan pasokan BBM yang konsisten dan harga yang melambung tinggi sejak awal tahun telah menggerus kinerja Perseroan secara signifikan.