EmitenNews.com -Perusahaan petrokimia PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membukukan laba bersih senilai USD23,288 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2023, atau melonjak 155 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang setara USD9,352 juta.

 

Hasil itu melambungkan laba per saham ke level USD0,00025 per lembar, sedangkan akhir Maret 2022 berada di level USD0,00010.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2023 telah audit emiten induk usaha milik Prajogo Pangestu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Senin(19/6/2023).

 

Padahal, pendapatan turun 20,04 persen dibanding kuartal 1 2022 menjadi USD650,73 juta. Pemicunya, penjualan petrokimia ke pasar dalam negeri melorot 32,6 persen menjadi USD369,62 juta. Senasib, nilai ekspor petrokimia menyusut 3,9 persen menjadi USD123,22 juta.

 

Demikian juga dengan pendapatan sewa energi terpapas 2,7 persen menjadi USD38,041 juta. Tapi pendapatan energi dan sumber daya tumbuh 23,3 persen menjadi USD74,192 juta.

 

Menariknya, beban pokok pendapatan dan beban langsung terpangkas 26,8 persen secara tahunan menjadi USD498,49 juta pada akhir Maret 2023. Hal itu didorong  biaya bahan baku turun 29,06 persen menjadi USD388,35 juta.

 

Alhasil, laba kotor  meningkat 16,03 persen  secara tahun menjadi USD152,24  juta pada akhir Maret 2023.

 

Ditambah, keuntungan atas instrument keuangan derivatf  melonjak 223,07 persen  secara tahunan menjadi USD25,252 juta. Sehingga laba periode berjalan naik 83,3 persen secara tahunan menjadi USD55,181 juta pada akhir Maret 2023.

 

Namun BRPT mencatatkan kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi sepanjang kuartal I 2023 sedalam USD293,29 juta. Pasalnya, penerimaan kas dari pelanggan hanya USD636,89 juta. Sebaliknya, pembayaran kepada pemasok, direksi, karyawan dan lainnya mencapai USD863,29 juta.