EmitenNews.com - ABM Investama (ABMM) bakal menggulirkan dividen total sebesar USD50 juta alias setara Rp735 miliar. Pemegang saham akan mendapat dividen Rp267 per saham. Itu buah kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ABM Investama Tahun Buku 2021. 


Selain untuk dividen, laba bersih periode 2021 sejumlah USD148 juta, juga dialokasikan USD100 ribu sebagai dana cadangan. Dan, sisanya sekitar USD979 juta untuk mendukung operasional perseroan. ”Pencairan dividen pada 30 Juni 2022,” tutur Adrian Erlangga, Direktur ABM Investama.


Koleksi laba bersih tahun lalu, tertinggi dalam sejarah ABM Investama. Itu tidak lepas dari lonjakan pendapatan. Maklum, periode 2020, ABM Investama menanggung rugi bersih USD35,6 juta. Tahun lalu, pendapatan kontrak dari pelanggan mencapai USD1,02 miliar atau setara Rp14,6 triliun. Menanjak 68,48 persen dibanding periode sama 2020 senilai USD606 juta.


Lompatan pendapatan itu, tidak lepas dari kenaikan signifikan harga dan volume penjualan batu bara. Periode 2021, ABM Investama mencatat penjualan total 13,53 juta ton dibanding periode sama 2020 dengan 11,63 juta ton. Harga rata-rata batu bara naik menjadi USD138,69 per ton dari periode sama 2020 senilai USD60,33 per ton untuk NEWC 6.322 GAR. 


Berkat sinergi seluruh anak usaha, dan penerapan praktik pertambangan secara baik, aset ABM Investama meningkat 25,32 persen menjadi USD1,03 miliar dari tahun sebelumnya USD827,2 juta. Itu membuat konfidensi ABM Investama makin membuncah. Sebagai perusahaan induk, ABM Investama secara strategis berinvestasi pada bidang pertambangan terintegrasi. (*)