EmitenNews.com - Bank BRI (BBRI) sepanjang 2021 membukukan laba bersih Rp32,215 triliun. Melesat 76 persen dari periode sama edisi 2020 di kisaran Rp18,353 triliun. Hasil itu, mendepak Bank Central Asia (BBCA) dengan tabulasi laba bersih Rp31,41 triliun.


Berdasar laporan keuangan Kamis (3/2), peningkatan laba Bank BRI itu, ditopang lonjakan pendapatan bunga 9 persen menjadi Rp119,82 triliun, dari edisi sama 2020 sebesar Rp109,95 triliun. Lalu, beban bunga turun 31 persen secara tahunan menjadi Rp24 triliun.


Dengan begitu, Bank BRI membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) senilai Rp95,82 triliun. Koleksi itu, meningkat 28 persen dibandingkan periode sama pada 2020 sebesar Rp75,15 triliun. Nah, dari sisi penyaluran kredit, bank BRI mencatat distribusi kredit Rp943,7 triliun, meningkat 7 persen. Pertumbuhan itu, melewati rata-rata kredit perbankan nasional hanya 5,2 persen.


Selanjutnya, Bank BRI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp1.127 triliun, naik 7 persen dari episode sama 2020 di kisaran Rp1.052 triliun. Rincinya, DPK ditopang perolehan dana murah atau current account saving account (CASA) Rp713,97 triliun, tumbuh 11 persen. Dan, deposito naik satu persen menjadi Rp413,87 triliun.


Menyusul lonjakan penyaluran kredit, dan DPK itu, Bank BRI sepanjang 2021 membukukan total aset senilai Rp1.572 triliun, atau tumbuh 11 persen. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bertengger di level 25,28 persen atau meroket 467 basis poin dibanding periode 2020 di level 20,61 persen.


Berikutnya, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) secara gross berada di level 3,08 persen, dan net 0,70 persen. Return on Asset (ROA) berada di angka 2,72 persen, return on equity (ROE) terjaga di level 16,87 persen atau meningkat 582 bps. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) turun menjadi 74,30 persen dari periode sama 2020 di kisaran 81,22 persen. Margin bunga bersih (NIM) meningkat menadi 6,89 persen dari 6 persen. (*)