EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin drop 1,54 persen menjadi 7.065. Itu menyusul koreksi mayoritas indeks bursa Asia akibat rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor baja, dan aluminium menjadi 50 persen dari 25 persen mulai 4 Juni 2025. 

Di sisi lain, pasar domestik, surplus neraca perdagangan April 2025 turun menjadi USD0,15 miliar dari edisi Maret 2025 sebesar USD4,33 miliar. Itu karena kenaikan impor lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor. Inflasi Mei 2025 turun menjadi 1,6 persen YoY dari April di kisaran 1,95 persen YoY.

Itu seiring dengan deflasi 0,37 persen MoM edisi Mei 2025 dari posisi April 2025 dengan inflasi 1,17 persen MoM. Secara teknikal, indikator MACD indeks mengalami death cross, dan stochastic RSI mengalami pembalikan arah. Indeks akan menguji level psikologis 7.000, dan berpotensi menutup gap down 6.987.

Market AS akan rilis data JOLTs Job Openings April 2025 ditaksir menjadi 7,10 juta dari Maret 2025 di level 7,19 juta. Investor Euro Area menanti data inflasi Mei 2025 diprediksi 2 persen YoY, turun dari April 2025 di posisi 2,2 persen YoY. Inflasi inti Mei 2025 juga diperkirakan melambat menjadi 2,5 persen YoY dari April 2025 2,7 persen YoY. 

Penurunan inflasi itu, diharap membuka peluang bagi ECB untuk menurunkan suku bunga menjadi 2,15 persen dari 2,4 persen pada pertemuan 5 Juni 2025 mendatang. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan inevstor untuk mengoleksi saham berikut. Yaitu, RALS, MDKA, WIFI, MEDC, dan SMRA. (*)