EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 0,34 menjadi 7.166. Itu menyusul lonjakan saham-saham berkapitalisasi besar di tengah pemangkasan suku bunga Bank Indonesia alias BI rate. Apalagi, defisit transaksi berjalan Indonesia kuartal pertama 2025 sebesar USD0,2 miliar, lebih rendah dari kuartal IV-2024 defisit USD1,1 miliar.

Nah, melanjutkan perdagangan hari ini, Jumat, 23 Mei 2025, indeks diperkirakan bergerak mix cenderung menguat. Pasalnya, investor masih menunggu data properti Amerika Serikat (AS). Misalnya, penjualan rumah baru diperkirakan menurun. 

Di sisi lain, Rupiah berpotensi terus menguat didukung koreksi dolar AS (USD), dan optimisme terhadap kebijakan terbaru presiden Donald Trump. Harga minyak turun pada Kamis 2025, karena OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk menaikkan produksi periode Juli 2025, sehingga ada kekhawatiran pasokan berlimpah. 

Selain itu, harga emas juga turun karena para trader mengambil keuntungan, dan nilai USD menguat membuat suasana pasar kurang baik. Harga batu bara menurun akibat peningkatan penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik, dan permintaan pemanas lesu karena musim dingin lebih hangat di Tiongkok.

Berdasar data itu, Korea Investment & Sekuritas Indonesia Research Team meramal indeks akan menjelajahi area support 7-075-7.025, dan level resistance di kisaran 7.250-7.325. Saham laik koleksi yaitu Semen Indonesia (SMGR), dan Mitra Adiperkasa (MAPI). (*)