Lelang Frekuensi 1.4 GHz Selesai, Babak Baru Internet Terjangkau

Iustrasi frekuensi
EmitenNews.com - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) secara resmi telah menyelesaikan proses lelang spektrum frekuensi 1.4 GHz, sebuah langkah strategis yang diperkirakan akan mengubah peta persaingan dan mempercepat penetrasi internet terjangkau di seluruh Indonesia. Hasil lelang ini tidak hanya menentukan pemenang lisensi, tetapi juga membuka potensi besar bagi jutaan masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan akses internet yang stabil dan ekonomis.
Indrawijaya Rangkuti selaku Pengamat Pasar Modal dan Founder Entry Exit Investment menegaskan, fokus utama dari pemanfaatan frekuensi ini bukanlah untuk adu kecepatan, melainkan untuk pemerataan dan keterjangkauan, khususnya melalui teknologi Fixed Wireless Access (FWA). Teknologi ini memungkinkan operator menyediakan layanan internet rumahan nirkabel yang menjadi alternatif hemat biaya dibandingkan fiber optik.
Berdasarkan analisis pasar, pembagian tiga regional dalam lelang ini menyoroti satu wilayah sebagai "hadiah utama" dengan potensi serapan pasar yang luar biasa.
Regional 1: Mesin Pertumbuhan Pasar Digital
Wilayah Regional 1, yang mencakup seluruh Pulau Jawa, Papua, dan Maluku, diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan utama. Dengan populasi mendekati 170 juta jiwa, wilayah ini memegang potensi serapan pasar untuk internet terjangkau hingga 70%. Potensi raksasa ini didorong oleh konsentrasi populasi segmen menengah ke bawah yang sangat sensitif terhadap harga, ledakan ekonomi digital di kalangan UMKM dan pekerja gig, serta kebutuhan mendesak untuk pendidikan jarak jauh.
Menurut seorang pengamat telekomunikasi, pemenang di Regional 1 memegang kunci masa depan pasar ritel. "Operator yang menguasai Regional 1 tidak hanya membeli frekuensi, mereka membeli akses langsung ke jantung konsumen Indonesia. Ini adalah kesempatan emas untuk menggelar layanan FWA secara masif dan cepat, menyasar jutaan rumah yang belum terjangkau fiber optik," ujar sumber tersebut.
Regional 2 dan 3: Pilar Strategis Pemerataan
Meskipun Regional 1 menjadi sorotan utama, dua regional lainnya memegang peranan strategis yang tak kalah penting untuk visi digital nasional.
Regional 2 (Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara): Sebagai urat nadi ekonomi di luar Jawa, wilayah ini merupakan pasar yang solid dan terus bertumbuh. Pemenang di regional ini akan memperkuat posisi mereka di sentra agribnisnis, perdagangan, dan pariwisata yang membutuhkan konektivitas andal.
Regional 3 (Kalimantan dan Sulawesi): Wilayah ini adalah fondasi untuk pertumbuhan masa depan dan pemerataan digital. Dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan dan posisi strategis Sulawesi sebagai gerbang Indonesia Timur, investasi jaringan di sini akan menjadi penopang utama bagi pusat-pusat ekonomi baru.
Dampak Langsung bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, hasil lelang ini adalah berita baik. Dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, diharapkan akan muncul berbagai penawaran paket internet rumahan nirkabel dengan harga yang lebih kompetitif. Ini akan memberikan solusi konkret bagi:
Siswa dan Mahasiswa: Mendapatkan akses internet yang stabil untuk belajar dari rumah.
Pelaku UMKM: Memasarkan produk secara online dengan biaya koneksi yang lebih rendah.
Keluarga di Area Suburban: Menikmati hiburan digital dan layanan publik tanpa harus bergantung pada kuota seluler yang mahal.
Pemerintah melalui Komdigi berharap bahwa dengan terisinya spektrum frekuensi 1.4 GHz ini, target untuk mencapai Indonesia terkoneksi, makin digital, dan makin maju dapat segera terwujud. Para pemenang lelang kini memiliki tugas besar untuk merealisasikan potensi tersebut dan membawa konektivitas yang lebih adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Indra, salah satu saham yang paling menarik untuk diperhatikan adalah PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge berpotensi menjadi pemenang regional I, sehingga bisa melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas, jika benar WIFI memenangkan lelang spektrum frekuensi 1.4 GHz ini bisa menjadi katalis untuk pergerakan sahamnya. "WIFI akan bergerak pada level 3210 sebagai important support, lalu level 3500 menjadi minor support dan 4420 jadi resistance 1, lalu level 4700 akan menjafi resistance 2. Serta level 5175 sangat berpotensi menjadi target 2025, mengingat sudah beberapa kali all time high, dan juga berdasarkan kalkulasi dari metode entry exit," pungkas Indra.
Related News

Direktur TPIA Kembali Cicil Beli Saham Harga Atas, Ini Tujuannya

Rudy Johansen Mundur dari Kursi Komisaris BTPR , Kenapa?

Petrosea (PTRO) Ungkap Aksi Baru

BATA Beber Fokus Jadi Peritel Sepatu dan Fesyen

Direktur Woori Finance (BPFI) Hady Sutiono Mundur!

BEI Telisik Lapkeu MEJA & Aksi Akuisisi oleh Triple B