Lepas dari FCA, Investor Tunggu Kemana Arah Saham IMPC Berikutnya

ilustrasi bullish vs bearish. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com -Setelah mencatatkan kenaikan harga lebih dari 185 persen dalam satu bulan dari level 500 an di awal Agustus dan ditutup pada Rabu 3 September 2025 pada level 1.440 per lembar saham, Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator di pasar modal mengumumkan saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) akan resmi lepas dari status Full Call Auction (FCA) pada Kamis, 4 September 2025. Peristiwa ini langsung memicu pertanyaan besar di kalangan investor mengenai arah pergerakan IMPC selanjutnya.
Lonjakan harga yang fantastis ini tidak lepas dari perhatian. Pasar dikejutkan oleh transaksi negosiasi jumbo pada 13–14 Agustus 2025 yang menembus total nilai Rp1 triliun. Dalam aksi ini, broker Henan Putihrai (HP) secara agresif mengakumulasi 1,5 juta lot saham IMPC senilai Rp99 miliar di harga Rp660 per saham.
Di saat Henan Putihrai melakukan pembelian besar-besaran, dua pemegang saham utama IMPC justru melepas kepemilikan mereka. Berdasarkan data perdagangan, PT Harimas Tunggal Perkasa menjual 600 juta saham senilai Rp396 miliar, sementara PT Tunggal Jaya Investama melepas 800 juta saham senilai Rp528 miliar.
Secara total, kedua entitas ini melepas 1,4 miliar lembar saham atau sekitar 2,58% dari total kepemilikan mereka. Pelepasan ini membuat kepemilikan Harimas Tunggal Perkasa turun dari 45,84% menjadi 44,73% dan Tunggal Jaya Investama dari 44,09% menjadi 42,62%.
Peristiwa ini menimbulkan spekulasi di kalangan pelaku pasar. CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, menyatakan bahwa pelepasan saham oleh pemegang saham utama bukanlah hal biasa. Masuknya Henan Putihrai, yang sering kali menjadi "pintu masuk" bagi investor institusi atau pihak dengan dana besar, menguatkan dugaan adanya investor strategis baru yang tengah mengincar IMPC.
Meski sektor bahan bangunan sedang menghadapi tekanan akibat lesunya pasar properti, fundamental IMPC tetap kokoh. Perusahaan ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp295,64 miliar pada semester I 2025. Prospek jangka panjang juga dinilai tetap cerah, didorong oleh pembangunan infrastruktur dan perumahan yang terus berjalan di tingkat nasional.
Dengan crossing besar di atas Rp1 triliun dan lonjakan harga yang signifikan, perhatian investor kini terfokus pada IMPC. Pertanyaan utama yang mengemuka adalah apakah ini merupakan sinyal awal restrukturisasi kepemilikan atau justru panggung bagi kenaikan harga baru berkat kehadiran pemain besar.
Satu hal yang pasti, lepasnya IMPC dari FCA akan meningkatkan volatilitas sahamnya. Investor kini menanti jawaban atas siapa sebenarnya yang berada di balik akumulasi Henan Putihrai dan ke mana arah IMPC akan dibawa setelah ini.
Related News

Penumpang Angkutan Udara Domestik dan Internasional Naik 9-10 Persen

IHSG Ditutup Menguat 1,08 Persen, Sektor Energi Pimpin Kenaikan

Peningkatan Akses Listrik Desa Akan Jangkau 1,2 Juta Rumah Tangga

IHSG Naik 0,83 Persen di Sesi I, BRPT, ANTM, MDKA Drop di LQ45

Pemerintah Alokasikan Transfer ke Daerah Rp650 Triliun di 2026

Dua Saham Meroket! Balik Rontok Usai Kena Peringatan BEI