EmitenNews.com - PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) resmi mencatakan sahamnya hari ini Senin (9/12) sebagai emiten ke-58 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022.

 

Saat melakukan pencatatan perdana saham pada perdagangan hari ini, harga saham ISAP berada di zona merah, meskipun saat pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) mengalami oversubscribed sebanyak 11,08 kali.

 

Perusahaan Binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) Hingga penutupan perdagangan sesi I , saham ISAP ambles 9,38 persen atau turun Rp9 per saham menjadi Rp87 per saham dibanding harga perdana di level Rp96 per saham. Volume transaksi tercatat mencapai  375,07 juta saham, frekuensi transaksi sebanyak 26.602 kali dan nilai transaksi sebesar Rp35,99 miliar.

 

"Langkah perusahaan mencatatkan saham di BEI melalui IPO, bagian dari strategi meningkatkan pendanaan dalam bentuk modal kerja dan tata kelola perusahaan yang lebih baik lagi," kata Direktur Utama ISAP, Asrullah saat pelaksanaan listing perdana saham perseroan, Jumat (9/12).

 

Perlu diketahui, per 31 Desember 2021 jumlah laba bersih ISAP hanya senilai Rp3 juta atau anjlok hingga 96 persen dibandingkan perolehan laba bersih per 31 Desember 2021 yang sebesar Rp75 juta. Saat pelaksanaan proses IPO, ISAP menyertakan laporan laba bersih per 31 Mei 2022 yang tercatat Rp1,75 miliar.

 

Sementara itu, liabilitas ISAP per 31 Desember 2021 tercatat mencapai Rp22,61 miliar atau lebih tinggi dibanding per 31 Desember 2020 yang senilai Rp21,84 miliar. Peningkatan liabilitas sebesar 4 persen ini, terutama disebabkan oleh adanya fasilitas utang bank dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) per 31 Desember 2021.

 

Adapun jumlah ekuitas ISAP per akhir Desember 2021 tercatat menurun menjadi Rp6,18 miliar dari Rp6,2 miliar pada akhir Desember 2020. Penurunan ekuitas ini terutama disebabkan oleh anjloknya laba bersin dan laba komprehensif bersih pada Tahun Buku 2021.

 

Pada pelaksanaan IPO, ISAP menawarkan saham kepada publik sebanyak 1,5 miliar saham bernilai nominal Rp10 per lembar atau setara dengan 37,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh ISAP setelah IPO.

 

Sehingga, ISAP bisa meraup dana masyarakat mencapai Rp144 miliar. Sebelumnya, manajemen ISAP dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek mengklaim bahwa saat proses penawaran umum terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 11,08 kali.