EmitenNews.com - PT Indosat Ooredoo (ISAT) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp10 triliun. Alokasi belanja modal itu, lebih banyak dibanding periode tahun lalu.


Fokus utama belanja modal untuk penguatan jaringan di indoor supaya masyarakat merasakan lebih banyak manfaat. ”Itu menjadi prioritas utama kami,” tutur Director and Chief Financial Officer Indosat Nicky Lee Chi Hung, Selasa (22/2).


Per akhir 2021, Indosat tercatat mengeluarkan belanja modal Rp6,89 triliun, turun sebesar 20,6 persen dibanding edisi 2020. Di mana, sekitar 85 persen pengeluaran modal itu, terdistribusi untuk bisnis seluler guna mendukung permintaan layanan data. Lalu, sisanya untuk MIDI, infrastruktur, dan TI.


Selain itu, Indosat akan menimbang segala kemungkinan untuk melunasi utang obligasi jatuh tempo pada 2022. Sejumlah  opsi masih dipertimbangkan. Tahun lalu, Indosat memiliki utang obligasi jangka pendek Rp4,5 triliun. Itu terdiri dari Obligasi VIII Seri B senilai Rp1,5 triliun, jatuh tempo pada 27 Juni 2022, PUB III Tahap II Seri B senilai Rp1,33 triliun jatuh tempo pada 23 Juli 2022.


Lalu PUB II Tahap I Seri C Rp312 miliar jatuh tempo 31 Mei 2022, PUB II Tahap II Seri C Rp498 miliar jatuh tempo 9 September 2022, dan PUB I Tahap II Seri D Rp337 miliar jatuh tempo 4 Juni 2022. Kemudian PUB III Tahap I Seri B Rp408 miliar jatuh tempo 5 Maret 2022, dan PUB I Tahap III Seri C jatuh tempo pada 8 Desember 2022.


Sebagai informasi, Indosat juga memiliki pinjaman Rp2,71 triliun, dan sukuk Rp432,8 miliar harus dilunasi dalam jangka pendek. Per akhir 2021, Indosat memiliki aset Rp63,3 triliun atau naik satu persen dibanding akhir 2020 sebesar Rp62,7 triliun. Dengan rincian, aset lancar senilai Rp11,4 triliun, dan aset tersendat Rp51,8 triliun.


Liabilitas Indosat tercatat Rp53 triliun, bertambah 6,5 persen dari periode 31 Desember 2020 sejumlah Rp49,8 triliun. Sementara itu, jumlah ekuitas turun 20,2 persen menjadi Rp10,3 triliun dari episode sama 2020 di level Rp12,9 triliun. (*)