EmitenNews.com - Liabilitas Wintermar Offshore Marine (WINS) signifikan hingga kuartal III-2021. Utang perseroan terpangkas 25 persen menjadi Rp59,62 miliar atau mengalami penyusutan Rp20,27 miliar.


Itu jauh kalau dibanding edisi akhir 2020 di kisaran Rp79,89 miliar. Penyusutan utang 25 persen itu, karena perseroan membayar cicilan utang berjalan. Lalu, melunasi utang jatuh tempo USD14 juta.


Selain itu, perseroan juga membayar kewajiban keuangan jangka pendek, dan jangka panjang. Sedang pos aset juga turun 9 persen menjadi Rp201,39 miliar dari periode akhir 2020 di level Rp220,31 miliar.


”Ini kami sampaikan untuk memenuhi ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai perubahan 20 persen atau lebih pada pos aset, dan liabilitas laporan keuangan kuartal III-2021,” tutur Nely Layanto, Corporate Secretary Wintermar Offshore, kepada BEI, Rabu (10/11).


Beberapa bulan terakhir, perusahaan meningkatkan penjualan kapal tua, dan kurang produktif dengan memanfaatkan peningkatan harga OSV bekas. Armada sekarang berjumlah 40 kapal, dan sejumlah lagi direncanakan akan dijual pada kuartal IV-2021. Strategi mengurangi utang bank, dan menyimpan sejumlah uang tunai itu, telah menciptakan neraca lebih kuat.


Karena bank masih enggan memberikan pinjaman pengadaan kapal, kini perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengakuisisi aset ketika ada kesempatan tanpa harus menunggu persetujuan pinjaman bank. ”Per akhir September 2021, kami mengantongi kontrak USD64 juta,” tegas Pek Swan Layanto, Investor Relations Wintermar.


Sepanjang kuartal III-2021, perseroan mencatat laba bersih USD0,49 juta, melesat 106 persen dari periode sama tahun lalu dengan kerugian USD7,44 juta. Pendapatan Kapal Milik turun tipis menjadi USD24,4 juta. Laba kotor tercatat USD4,1 juta, melejit 305 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan kerugian USD2 juta.


Biaya bahan bakar naik menjadi 37 persen, karena beberapa kapal high tier tidak bekerja menunggu kontrak selanjutnya. Ada kontribusi divisi chartering melonjak 64 persen menjadi USD0,66 juta dari periode sama tahun lalu USD0,4 juta. Kontribusi dari layanan lain melonjak 85 persen menjadi USD0,62 juta dari periode sama tahun lalu USD0,34 juta. (*)